JAKARTA – Laju pertumbuhan investasi pada sepuluh tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo berdampak besar terhadap perekonomian negara. Rosan Roeslani, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mengatakan realisasi investasi pada era Jokowi mencapai Rp 9.117,4 triliun pada tahun 2014 hingga 2024, memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap penciptaan lapangan kerja.
“Dengan meningkatnya investasi yang masuk ke Indonesia, maka tren penyerapan tenaga kerja pun meningkat,” kata Rozan dalam konferensi pers bertajuk “Wawasan Investasi Kuartal III Tahun 2024 dan Capaian Investasi Sepuluh Tahun di Bawah Presiden Joko Widodo/BKPM, Jakarta,.” Selasa (15 Oktober 2024).
Rosen mengatakan, investasi dalam sepuluh tahun terakhir telah menarik 13,8 juta pekerja per tahun atau rata-rata 1,3 juta pekerja. Menariknya, lanjut Rosen, tren lowongan pekerjaan mengalami pertumbuhan selama tiga tahun terakhir.
“Biasanya rata-rata jumlah pekerja 1,3 juta, tapi pada 2022 dan 2024 (Januari-September) jumlahnya sudah mencapai 1,8 juta. Saya yakin di bawah kepemimpinan pemerintahan Prabowo, jumlah ini akan terus berlanjut pada tahun depan,” kata Rozan.
Rosan mengatakan, tren investasi dalam satu dekade terakhir yang selalu melebihi target awal tidak lepas dari komitmen Presiden Joko untuk mendorong Indonesia ramah investasi. Rosan mencontohkan respons positif investor asing terhadap Omnibus Law yang menghapus sejumlah daftar negatif investasi.
Rozan menambahkan: “Dengan cara ini kita menjadi lebih terbuka namun tetap memastikan bahwa kita tidak boleh masuk ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah yang tentunya mendapat respon positif dari investor asing.”
Rozan mengatakan investor akan melihat keseriusan pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi melalui sistem Online Single Submission (OSS). Rozan meyakinkan, pemerintah akan terus menyempurnakan sistem tersebut agar lebih terintegrasi, efisien, efektif, dan tepat sasaran.
“Tidak hanya berhenti di tingkat kementerian, kami juga terus menyempurnakannya di tingkat pemerintah daerah agar investasi bisa lebih meningkat,” tambah Rozan.
Rosen mengatakan peningkatan realisasi investasi membuktikan kepercayaan investor terhadap potensi ekonomi Indonesia semakin meningkat. Lobsan melanjutkan, bagi investor, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk usia produktif yang memiliki potensi ekonomi.
Keunggulan lain yang dimiliki Indonesia adalah kelas menengahnya yang berjumlah 57 orang, atau sekitar 20 persen dari populasi, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 85 persen di tahun-tahun mendatang, kata Rozan. Potensi yang beragam ini didukung oleh lingkungan investasi dan politik yang mendukung, yang menjadi pertimbangan penting bagi investor, lanjut Rosen.
“Sejauh ini kita stabil dan Pilpres dan Pilkada tahun ini terbukti berjalan baik dan damai. Ini salah satu kunci kekuatan Indonesia dan sangat menarik serta meningkatkan kepercayaan investor,” kata Rozan.
Mohammad Naseemsi