JAHANGIR NEWS Masalah Gizi di Indonesia Dinilai Sama ‘Besar’ dengan Penyakit Kronis Lainnya
jahangircircle.org, BANTUL – Permasalahan gizi di Indonesia tidak hanya menjadi permasalahan kesehatan individu saja, namun juga menjadi tantangan besar bagi pembangunan nasional. Permasalahan gizi, mulai dari gizi kurang hingga gizi lebih, merupakan permasalahan yang serius dan kompleks. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, produktivitas dan pembangunan nasional.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, gizi buruk merupakan salah satu permasalahan atau penyakit utama di Indonesia. Permasalahan atau penyakit terbesar di Indonesia bukan hanya stroke, jantung, dan kanker, tapi juga gizi, kata Menkes usai peluncuran program Kampung Pangan Aman dan program penyediaan makanan siap saji. Makanan lokal di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (14/10/2024).
Menurutnya, gizi bisa berlebihan, bisa juga kekurangan. Gizi buruk biasanya dialami oleh orang tua, dilihat dari perutnya, dan kekurangan gizi dialami oleh anak kecil (balita) dan ibu-ibu.
Nutrisinya tidak kurang atau berlebih, tapi jenisnya juga berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menyajikan makanan, jumlahnya harus tepat, variasinya harus tepat, kata Menkes.
“Jumlah zat gizi yang seharusnya dan jumlah gizi yang tepat pada bayi, balita, dan ibu hamil berbeda dengan jumlah yang tepat pada lansia,” kata Budi. Sebab, ada ukuran untuk setiap orang. Oleh karena itu, perlu diciptakan rumah produksi makanan yang tahu cara menyiapkan makanan bergizi dalam jumlah dan variasi yang tepat untuk kelompok umur tertentu, ”ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menyampaikan terima kasih kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPM) RI yang telah memulai program koordinasi ini dan mengembangkan Desa Panggungarjo menjadi desa aman pangan serta membangun rumah produksi pangan. Katanya, para ibu bisa dilatih menjadi ahli BPM, bagaimana cara menyiapkan makanan yang bersih, berapa jumlah yang tepat, bagaimana tampilannya, agar anak kecil dan ibu hamil kita tidak sakit atau kekurangan gizi.
Faktanya, orang tua, khususnya laki-laki, tidak akan terpengaruh dengan makanan yang lebih bergizi, kata Kementerian Kesehatan. “Saya kasih rumus mudahnya, karena kalau orangtuanya lebih banyak, maka anak-anaknya akan lebih sedikit. Jadi ibu-ibu sekalian, kurangi jatah makan suami dan pindahkan ke jatah makan anak,” ujarnya.