jahangircircle.org, Jakarta – Direktur Jenderal Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengucapkan terima kasih kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil terpilih. pengemudi
“Kami mengucapkan terima kasih kepada program MBG yang tentunya memungkinkan perekonomian semakin berkembang. Makanya sebelumnya tidak ada pembeli cadangan atau off-taker yang jelas, dan sekarang bisa lebih pasti,” kata Arif dari Jakarta, Jumat ( 11/11) mengatakan dalam sebuah pernyataan. 10/2024).
Arif mengatakan integrasi industri pangan hulu dan hilir sangat penting untuk menjaga stabilitas perekonomian. Berkat skema MBG, para petani dan peternak lokal dapat mengambil produk mereka dengan percaya diri.
Ia menilai langkah ini penting karena sebelumnya ada masalah kelebihan produksi yang berujung pada turunnya harga pangan. Dengan MBG, stok pangan akan lebih terkendali dan penyerapannya lebih baik.
Selain mendorong perekonomian, program MBG juga dinilai mampu mengurangi kerawanan pangan di daerah tertentu. Dampaknya akan terlihat pada penurunan angka stunting dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Apalagi jika bisa menjangkau 82,5 juta orang per hari dengan kecepatan penuh, atau bahkan dua kali sehari. Ini luar biasa, dan dampaknya akan sangat besar. Daerah yang kekurangan pangan bisa dikurangi, dan angka stunting juga bisa turun hingga satu digit,” katanya.
Bapanas menilai pentingnya program MBG untuk memaksimalkan potensi produksi lokal melalui perencanaan hilirisasi dan pengelolaan komoditas pertanian yang lebih efektif.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perusahaan perorangan yang bergerak di bidang pertumbuhan tanaman pangan akan mencapai 15,7 juta pada tahun 2023, atau mencakup 89% dari total 17,5 juta perusahaan. Sisanya bergerak di bidang tanaman hortikultura dan perkebunan.
Rata-rata pendapatan pertanian perorangan pada tahun 2023 akan meningkat empat kali lipat dibandingkan tahun 2021. Berdasarkan data BPS, rata-rata pendapatan pertanian masyarakat Indonesia akan mencapai Rp66,82 juta per tahun pada tahun 2023.
Sementara itu, rata-rata pendapatan tahunan masing-masing unit pertanian akan mencapai Rp15,41 juta hingga tahun 2021.
“Ke depan ini bukan transisi pemerintahan, tapi kesinambungan. Badan Pangan Nasional kita mendukung dan membantu Badan Gizi Nasional saat ini, misalnya dalam penyusunan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kelola),” jelas Arif.
Bapanas mendukung program MBG dengan fokus tidak hanya pada satu sumber protein, namun juga pada kearifan pangan lokal. Program ini diharapkan dapat memberikan perubahan pangan bergizi.
“Hal ini tertulis dalam Perpres Nomor 81 Tahun 2024. Oleh karena itu, dalam pemberian makanan bergizi bisa disesuaikan dengan sumber lokal. Misalnya di Indonesia bagian timur, sumber proteinnya adalah ikan, belum tentu daging,” jelasnya. .
Program yang mengoptimalkan hasil produksi pangan lokal kemudian akan memastikan bahwa produksi tersebut dimasukkan ke dalam program pemerintah. Hal ini juga akan mempengaruhi kesejahteraan petani.
“Jika melihat data Angka Petani Tanaman (NTPP), Angka Petani Hortikultura (NTPH), dan Angka Petani Peternakan (NTPT), pemerintah sejauh ini mampu menjaga tren indeksnya di atas. 100 poin,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, indeks NTPP sudah di atas 100 sejak Oktober 2022, sedangkan NTPH sudah di atas 100 sejak Februari 2022. Begitu pula NTPT juga sudah di atas 100 sejak Maret 2023.
“Pada tahun 2024, ketiga indeks ini akan mencapai titik tertingginya dalam dua tahun terakhir. Pada bulan Februari 2024, NTPP mencapai angka tertinggi 120,30, dan NTPH mencapai angka tertinggi 125,66 pada bulan Juni 2024. Pada saat yang sama, NTPT mencapai titik tertingginya sebesar 125,66. 104,81 pada Juni 2024, kata Arif.
Arif menambahkan, program tersebut juga dapat memberikan peluang bagi BUMN pangan untuk memperkuat perannya dalam menjaga cadangan pangan pemerintah. Dengan begitu, kelebihan produksi bisa diserap pemerintah.