jahangircircle.org, BANDA ACEH. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) bermitra dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Aceh dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mempercepat upaya meningkatkan inklusi keuangan dan berfungsi sebagai Sekretariat Dewan Inklusi Keuangan Nasional (DNKI). Digitalisasi industri minyak nilam di Aceh. Melalui program Promise II Impact, yang didanai oleh Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), ILO mempromosikan pengembangan ekosistem rantai nilai baru di sektor minyak nilam di Aceh dan memperkuatnya dengan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) digital. .
Dalam pernyataannya, ILO mengatakan inisiatif tersebut sejalan dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Indonesia (SNKI) yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020. Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Divisi Pengawasan Perilaku Pasar, Edukasi Keuangan, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menekankan pentingnya perluasan akses keuangan di Aceh.
“Industri minyak atsiri, khususnya nilam, memiliki potensi besar bagi pembangunan ekonomi Aceh. Dengan meningkatkan akses keuangan, petani dan UKM lokal akan mendapatkan manfaat dari hal-hal baru. Kami memungkinkan mereka mengakses pasar dan meningkatkan penghidupan mereka,” katanya.
Dalam forum tersebut, Project Manager Promise II Impact Jauhari Sitorus menjelaskan dampak proyek terhadap digitalisasi industri nilam. Ia mengatakan, teknologi digital melalui MyNilam dapat menciptakan transparansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat rantai nilai.
“Inisiatif ini mendukung petani kecil dan membantu mereka berintegrasi ke dalam ekosistem yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, memberikan akses pendanaan berkelanjutan bagi petani dan pembeli nilam,” kata Jauhari. katanya.
Deputi Bidang Inklusi Keuangan dan Keuangan Syariah Badan Koordinasi Perekonomian Erdiriyo menambahkan, koordinasi yang baik antar berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk memastikan hasil inklusi keuangan yang diinginkan dan mencapai tujuan yang ditetapkan dalam SNKI. “Pada akhirnya ini tentang meningkatkan standar hidup masyarakat,” katanya
Syaiffullah dari Atsir Research Centre, Universitas Siah Kuala, menekankan peran riset dan inovasi dalam mendukung pertumbuhan sektor ini. “Bermitra dengan lembaga penelitian memungkinkan kami mendorong inovasi dan memastikan UKM di sektor nilam memiliki posisi yang baik untuk bersaing baik secara lokal maupun internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Feriyanto dari Dewan Bahan Dasar Indonesia (DAI) mengatakan minyak nilam adalah salah satu ekspor Indonesia yang paling berharga, dimana Aceh menyumbang lebih dari 70 persen pasokan negara tersebut.
“Tetapi untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi ini, kita perlu mengatasi hambatan keuangan dan memastikan petani memiliki akses terhadap kredit dan instrumen keuangan modern,” kata Ferianto. katanya.
Kat Huzaima, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh, menegaskan pemerintah daerah mempunyai peran penting dalam mendukung petani. Forum ini juga memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan utama yang dihadapi sektor ini, termasuk terbatasnya akses terhadap kredit formal dan perlunya adopsi digital secara lebih luas. Para peserta mendiskusikan kemungkinan rencana aksi untuk memecahkan masalah ini di tingkat regional dan nasional.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan ekosistem keuangan yang lebih inklusif yang akan mendukung petani kecil dan meningkatkan daya tarik sektor ini bagi lembaga keuangan.
Program Dampak Janji II ILO, yang telah memasuki tahap kedua, bertujuan untuk memperkuat kapasitas penyedia jasa keuangan dan UKM di sektor produktif di Indonesia. Program ini membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan peningkatan lapangan kerja melalui transformasi digital dan peningkatan rantai nilai.