jahangircircle.org, JAKARTA – Presiden Pravo Subianto mengatakan sektor pendidikan menjadi prioritas. Sebab, upaya menjadikan negara lebih bijak sangatlah penting.
“Kehidupan intelektual berbangsa sudah lengkap Pada Rabu (23/10/2024) pada Sidang Kabinet Majelis Umum perdana yang digelar di Kantor Presiden Jakarta, Presiden Pravo memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa pendidikan adalah prioritas utama kita.
Ia mengatakan, komitmen pemerintah terhadap pendidikan merupakan salah satu alokasi pendidikan tertinggi pada anggaran 2025.
“Mungkin pertama kali dalam sejarah kita mencapai 20 persen (alokasi anggaran pendidikan),” kata Pravo.
Ditegaskannya, permasalahan pendidikan harus menjadi perhatian pertama selain Indonesia, juga harus hadir dalam keresahan atau interaksi dunia, dan Indonesia harus selalu menjaga kemandirian bangsa.
“Jadi pertanyaan pertama dalam pendidikan adalah apakah tujuan nasional kita juga ada di tengah ketegangan atau interaksi dunia, dimana kita harus selalu menjaga kebebasan bangsa. Mau tidak mau, Indonesia harus kuat, ujarnya.
Pada sidang kabinet penuh pertama, Pravo Subianto memberi perintah sekitar 30 menit. Beliau menyampaikan secara rinci dan lugas apa saja yang harus menjadi fokus para pejabat kabinet dalam mengabdi pada kepentingan negara, negara, dan rakyat.
Menteri Pendidikan Donnie Kozuma memuji rencana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendicadasmen) Abdul Muti yang mengkaji ulang penerapan zonasi penerimaan siswa baru. Menurutnya, teknologi harus benar-benar ditingkatkan.
Dhoni secara umum menilai zonasi PPDB sudah tepat Namun, ada beberapa hal yang perlu ditangani demi kepentingan umum
Dhoni mengatakan, “PPDB zonasi merupakan kebijakan yang tepat. Yang perlu diperbaiki adalah permasalahan teknis, integrasi dengan kebijakan pemerintah daerah dan edukasi kepada orang tua agar memahami makna PPDB zonasi.”
Dhoni secara khusus berpendapat, PPDB zonasi tetap dipertahankan untuk tingkat SD dan SMP. Namun menurutnya sebaiknya dihapuskan untuk jenjang SMA dan SMK.
“Zona PPDB tingkat SMA/SMC dihapuskan karena tidak berkaitan dengan pertumbuhan dan pembangunan provinsi di Indonesia,” kata Dhoni.
Dhoni mendorong Kemendikbud melakukan asesmen PPDB daerah dengan mengambil alih Pemerintahan Daerah (PEMDA). Sebab, penyelenggaraan pendidikan di tingkat akar rumput memerlukan titik temu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
“Tergantung komitmen pemerintah daerah ya? Makanya kita harus bermitra dengan sekolah swasta,” kata Dhoni.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar Abdul Mutti akan meninjau penerapan Zonasi Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB). Mutti mengumpulkan pendapat berbagai pihak sebelum mengambil keputusan
“Itu juga harus kita pelajari,” kata Mutt kepada wartawan usai serah terima, Senin (21/10/2024).