jahangircircle.org, JAKARTA — Dokter spesialis saraf RS Pasar Minggu Jakarta, dr. Yudistira, Sp.N mengatakan, stroke ringan ditandai dengan gejala yang mungkin hilang setelah 24 jam, namun tidak bisa diabaikan begitu saja karena merupakan gejala stroke berulang yang berbahaya.
Jadi setelah 24 jam gejalanya akan hilang. Tapi biasanya itu lampu kuning, atau tanda bahaya, ada kemungkinan terulang kembali, ujarnya di Jakarta, Senin (28/10/2024).
Yudistira masih menderita stroke ringan yang kemungkinan disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah. Namun penyumbatan tersebut masih dapat dikompensasi oleh pembuluh darah otak sehingga ketika penyumbatan kembali normal, gejalanya akan hilang sepenuhnya.
“Jadi kalau ada gejala seperti ini, bukan berarti hal yang baik, tapi justru menjadi peringatan bagi kita bahwa ada yang perlu kita periksa tentang kesehatan kita,” ujarnya.
Yudistira mengatakan, gejala stroke seringkali muncul tanpa mengenal waktu. Gejala tersebut antara lain bibir kanan dan kiri tiba-tiba menjadi tidak simetris, separuh badan masih besar, dan tiba-tiba berbicara tidak lancar.
Gejala lainnya antara lain gatal pada separuh tubuh atau salah satu sisi tubuh, penglihatan pada sisi mata yang lain, dan sakit kepala yang menyiksa.
Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera temui dokter. Hal ini untuk mendapatkan pengobatan dengan cepat.
Yudistira mengingatkan, stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa dengan penyebab kecacatan nomor dua.
Kenapa disebut silent killer? Karena kemunculannya tiba-tiba dan tidak bisa kita prediksi, ujarnya.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angka kejadian stroke di Indonesia meningkat sebesar 56 persen dari 7 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1.000 penduduk pada tahun 2018.