jahangircircle.org, JAKARTA – Inspektur Pariwisata Nasional Toufan Rahmadi mengatakan Menteri Pariwisata (Menpar) Vidyanti Putri Vardhana menghadapi banyak tantangan besar dalam memimpin sektor pariwisata Indonesia. Toufan mengatakan Menpar mempunyai tanggung jawab yang sangat besar karena sekitar 40 juta masyarakat menggantungkan penghidupannya pada sektor pariwisata.
Mulai dari pemandu wisata, perajin lokal, hingga pemilik usaha kecil di desa wisata. Mereka semua adalah bagian dari denyut nadi perekonomian Indonesia yang berbasis pariwisata, kata Taufan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (28/10/2024).
Toufan mengatakan, angka 40 juta bukan sekadar statistik, melainkan cerminan masyarakat yang bekerja tanpa kenal lelah, menghidupi keluarga, dan berkontribusi terhadap perekonomian negara. Di balik gemerlap tempat wisata internasional dan lokal, Toufan menyebut peran masyarakat kecil seperti nelayan yang menyiapkan sarapan di pantai yang indah, petani yang merawat terasering hijau, dan pedagang kecil yang menjual kerajinan khas Indonesia.
“Menteri Pariwisata mempunyai tantangan yang sangat besar dan bertanggung jawab terhadap ekosistem yang sangat kompleks dan rapuh,” kata Toufan.
Toufan mengatakan sektor ini terkait langsung dengan berbagai faktor ekonomi, mulai dari infrastruktur transportasi, hotel, pemasaran digital, dan diplomasi internasional. Topan tersebut mengindikasikan bahwa fluktuasi ekonomi global, bencana alam, dan bahkan geopolitik dapat berdampak langsung pada kawasan. “Dampaknya tidak hanya dirasakan pada angka PDB saja, tapi juga pada rumah tangga di desa wisata,” tambah Toufan.
Toufan menjelaskan, statistik Kementerian Pariwisata menunjukkan sektor pariwisata akan menyumbang sekitar 3,8 persen terhadap PDB pada tahun 2024. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), daerah melaporkan total jumlah wisatawan mancanegara (wisman). 11,68 juta kunjungan pada periode Januari-Desember 2023 dengan target ambisius mencapai 17 juta pada tahun 2024.
Namun di balik angka-angka tersebut, kenyataan di lapangan menunjukkan tantangan yang besar. Infrastruktur pariwisata masih perlu ditingkatkan di banyak daerah. Konektivitas antar destinasi masih belum optimal, dan promosi pariwisata khususnya di pasar internasional masih memerlukan upaya. upaya besar untuk menumbuhkan daya saing global”, lanjutnya.
Toufan menilai Menpar juga wajib melindungi perekonomian kecil dan memastikan masyarakat di sektor pariwisata tidak hanya menjadi pengamat di negaranya sendiri. Taufan mengedepankan model pariwisata berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat lokal di setiap rantai nilai.
Selain itu, lanjut Toufan, pariwisata harus menjadi sarana untuk memperkenalkan keberagaman Indonesia kepada dunia. Menteri Pariwisata Toufan mengatakan, setiap langkah diperlukan untuk memastikan mampu mencerminkan nilai-nilai luhur negara, menjaga pelestarian budaya, dan mengedepankan keramahtamahan khas Indonesia.
“Pekerjaan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah wisatawan, tetapi juga memperkuat identitas nasional di peta pariwisata global,” kata Toufan.
Tufan mengatakan, Menpar harus membangun pariwisata yang inklusif dan kompetitif. Toufan mengatakan berbagai negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam telah mengalami kemajuan besar dalam promosi dan pengembangan destinasi wisata. “Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis dalam hal promosi pariwisata dan digitalisasi kerja sama internasional agar mampu bersaing secara global,” kata Toufan.
Menurut laporan World Travel and Tourism Council (WTTC), sektor pariwisata dan perjalanan Indonesia diproyeksikan akan menciptakan lebih dari 16 juta lapangan kerja langsung dan tidak langsung pada tahun 2025. Hal ini menegaskan bahwa peran sektor pariwisata tidak hanya bersifat ekonomi. mesin, namun solusi nyata terhadap masalah pengangguran, terutama di daerah terpencil.
“Masa depan sektor pariwisata Indonesia penuh potensi, namun ada juga tantangan yang tidak mudah,” tambah Taufan.
Di tengah gejolak perekonomian global, badai yang terus terjadi, para menteri pariwisata harus mampu menetapkan arah strategis yang tidak hanya mengutamakan keuntungan jangka pendek tetapi juga keberlanjutan jangka panjang. Toufan mengatakan pariwisata yang mengedepankan eco-tourism, melestarikan budaya dan memberdayakan masyarakat lokal akan menjadi jawaban tantangan zaman.
Hampir 40 juta orang tinggal di wilayah ini, menjadi tanggung jawab Menteri Pariwisata untuk terus memperjuangkan hak dan kesejahteraan mereka, kata Toufan.