jahangircircle.org, JAKARTA – Pelatih sekaligus Founder Kesehatan Indonesia, Dr Kasim Rasjidi, menyoroti fenomena orang tua muda yang terkadang mengajak anaknya menonton drama. Dr Kasim menegaskan, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan anak Anda, terutama bagi organ pendengarannya.
Qasim menjelaskan, organ pendengaran merupakan faktor yang sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak, tidak hanya sejak lahir hingga otak dapat berkembang sempurna pada usia 3 tahun, tetapi juga saat anak menginjak usia 3 tahun. Menurut dokter Kasim, anak tidak boleh mendengar suara lebih dari 60 desibel, setara dengan suara mesin cuci di pojok luar, atau musik lembut di restoran dan hotel. Oleh karena itu, jika seorang anak terpapar kebisingan melebihi batas aman dalam jangka waktu lama, maka ia berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen.
“Jadi kalau dibawa ke konser sangat berbahaya. Suara keras bisa menyebabkan ketulian bertahap dengan efek permanen,” tegas Dokter Kasim saat dihubungi jahangircircle.org, Selasa (29/10/2024).
Dr Kasim mengatakan bayi sangat sensitif terhadap kebisingan dan dampaknya lebih parah dari yang diperkirakan. Peningkatan tingkat kebisingan pada bayi tidak hanya meningkat, namun meningkat. Misalnya, peningkatan kebisingan sebesar 70 desibel hingga 80 desibel mempunyai dampak sepuluh kali lebih besar. Jadi peningkatan kebisingan hingga 90 desibel bisa mencapai 100 kali lipat.
“Jadi mudah dimengerti mengapa seorang anak mudah kaget dan terganggu dengan suara bising disekitarnya atau kamera ponselnya, padahal menurut sebagian dari kita hal ini wajar dan dipandang sebagai hal kecil dan tidak perlu. .sebuah pertanyaan yang diajukan ,” kata Dokter Kasim.
Dijelaskannya, tubuh anak termasuk indra pendengarannya juga belum berkembang sempurna. Hal ini membuat bayi lebih sensitif terhadap suara keras di sekitarnya, terutama di area dramatis yang kebisingannya bisa mencapai 112 desibel.
Mengingat anak-anak belum bisa mengutarakan permasalahannya, Dr. Qasim meminta para orang tua tidak egois dan tidak membawa anaknya menonton tayangan tersebut. Orang tua diminta memprioritaskan kesehatan anaknya.
“Anak masih belum bisa membedakan apakah suaranya terlalu keras atau tidak, dan itu memang sifat individu, sehingga orang tua perlu peka terhadap anaknya,” ujarnya.