REPUBLIKA.CO. Pada pertemuan tersebut, Menteri Pertanian memberikan laporan mengenai langkah-langkah untuk memenuhi pasokan susu negara pada tahun 2025 melalui impor sapi perah yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di Vietnam.

Mentan menjelaskan investor Vietnam tertarik membangun peternakan sapi perah skala besar di Indonesia. Jumat (1/11/2024) Amran mengatakan, kami terus berusaha menyederhanakan prosesnya agar mereka tertarik berinvestasi di Indonesia. 

Ia juga mengatakan, impor sapi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mandiri daging dan susu dengan membeli sapi produksi luar negeri. Program ini memberikan peluang bagi pengusaha lokal dan internasional untuk berpartisipasi dalam program gizi gratis yang merupakan salah satu program prioritas pemerintah.

Pemerintah telah mengalokasikan lahan di tiga wilayah sebagai tempat peternakan sapi perah. Tiga daerah yang dimaksud adalah Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan “Kami mengunjungi Poso bersama Perusahaan TH Grup. Ada 12.000 hektar dan 30.000 hektar di Sulawesi Selatan, dan 50.000 hektar di Kalimantan Tengah,” kata Menteri Pertanian Amran. 

Sebagai referensi, TH Group merupakan perusahaan besar asal Vietnam yang siap mendukung Indonesia dalam meningkatkan produksi daging sapi dan susu dalam negeri. Mereka berencana untuk meningkatkan peternakan sapi, peternakan, kualitas pakan, distribusi, pengolahan dan peningkatan kapasitas peternak lokal.

Investasi dari Vietnam ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) di bidang pertanian yang ditandatangani pada 19 Mei lalu. Mentan menjelaskan, impor sapi indukan sangat penting untuk ketersediaan susu dalam program yang dicanangkan Presiden tersebut. Mengandalkan ternak yang ada akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai swasembada

Amran mengatakan rencana investasi Vietnam untuk membeli sekitar 250.000 ekor sapi akan berdampak signifikan terhadap kepentingan negara.