jahangircircle.org, JAKARTA – Dengan pesatnya perkembangan industri di Indonesia, sektor logistik diperkirakan akan mencapai efisiensi tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu penggerak utama transformasi ini adalah Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.
Pengembangan kawasan industri terintegrasi yang dilakukan PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo) ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia di pasar global. Ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE menggabungkan pelabuhan laut dalam, kawasan industri dan perumahan, menawarkan solusi logistik yang efisien untuk industri berorientasi ekspor.
Kehadiran JIIPE berperan penting dalam memperkuat rantai pasok nasional dengan fasilitas pelabuhan yang mampu menangani kapal-kapal besar dan memperlancar arus barang dalam dan luar negeri.
Pemerintah bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari produk domestik bruto (PDB) antara tahun 2024 dan 2045 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kompetitif.
Pencapaian penting adalah dibukanya produksi peleburan tembaga pada 23 September 2024 di JIIPE PT Freeport Indonesia dengan nilai investasi Rp56 triliun. Direktur Utama PTFI Tony Venas memproyeksikan potensi pendapatan negara sebesar Rp 80 triliun per tahun dari smelter tersebut.
“JIIPE memberikan manfaat yang cukup besar bagi kami, terutama dari segi fasilitas,” kata Tony dalam keterangannya, Jumat (1/11/2024).
Ia menyoroti pentingnya penyiapan lahan, perizinan, administrasi dan infrastruktur untuk mendukung kegiatan industri. Posisi KEK di JIIPE memberikan akses terhadap fasilitas insentif yang membantu pertumbuhan perusahaan.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menegaskan Pelindo siap mendukung pemerintah dalam membangun ekosistem logistik nasional. “Kami fokus pada peningkatan efisiensi layanan untuk menghasilkan biaya logistik yang lebih rendah dan mendorong pemberdayaan ekonomi daerah,” ujarnya.
Pelindo berupaya meningkatkan produktivitas dan kapasitas dengan mengubah layanan di terminal. Pertumbuhan arus kargo non peti kemas pada semester I tahun 2024 menunjukkan tren positif dengan peningkatan kinerja operasional di pelabuhan-pelabuhan besar seperti Balikpapan, Gresik, dan Tanjung Perak.
Pengguna layanan juga merasakan peningkatan efisiensi. “Dulu hanya 5.000-6.000 ton gabah yang dibongkar setiap harinya, namun kini sudah mencapai 20.000-25.000 ton,” ujar Viji Devbroto, executive VP port handling dan stevedoring FKS Logistics.
Secara keseluruhan, Pelindo melaporkan pertumbuhan arus peti kemas, kapal dan penumpang, dengan arus peti kemas naik 5 persen menjadi 8,8 juta TEUs dan arus kapal dan penumpang naik 9 persen. Melalui berbagai upaya tersebut, JIIPE dan Pelindo diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam membangun ekosistem logistik yang efisien dan kompetitif di Indonesia.