jahangircircle.org, JAKARTA — Humam (40 tahun) meninggalkan kantor salah satu cabang bank milik negara di Jakarta Selatan. Dia baru saja meminta pembayaran sebagian pokok pinjaman Home Equity Loan (HLO) miliknya. Hal ini ia lakukan agar cicilan cicilan bulanannya menjadi lebih ringan.
Menurut Humam, uang yang digunakannya untuk mengebom KPR berasal dari investasi yang dilakukannya pascapandemi. Dia pernah berinvestasi sangat sedikit di masa lalu dan tertarik pada dunia saham pada saat itu. Selain itu, investasi di pasar saham akan semakin digemari masyarakat.
Dari berinvestasi di reksa dana, Humam terjun ke bidang keuangan. Berbekal pemahamannya tentang media sosial dan artikel-artikel yang dibagikan perusahaan saham melalui aplikasinya, ia mencoba berinvestasi pada saham-saham yang terdampak Covid-19 saat itu.
Dalam perjalanannya, dia ditipu lebih dari satu atau dua kali oleh selebriti pasar saham saat itu. “Saya coba berkali-kali dan kena pom pom gorengnya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Ia mengaku mengambil keputusan tergesa-gesa saat itu dan menilai terlalu banyak informasi di media sosial yang berasal dari sumber yang tidak diketahui. Beberapa saham “macet” karena FOMO (sana) mempengaruhi investor.
Sejak saat itu, Humam mencoba memahami investasi. Ia juga menyoroti informasi yang ia terima mengenai investasi saham. Dia memilih sumber terpercaya dan laporan resmi.
“Dengan menyelaraskan ide, investasi bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk jangka panjang,” ujarnya.
Sedikit demi sedikit Humam bisa menggalang dana. Selain untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, sebagian dari investasi tersebut digunakan untuk membiayai CPR.
Humam mengatakan, berinvestasi di pasar saham kini lebih mudah dari sebelumnya. Humam memiliki rekening di salah satu bank sejak tahun 2015. Namun, minimnya informasi dan pengetahuan mengenai pasar modal membuatnya kurang tertarik berinvestasi di sana.
“Saya percaya diri berinvestasi di reksa dana, tapi tidak di saham,” ujarnya.
Saat ini sudah banyak sekali ilmu investasi di pasar modal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan edukasi untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai investasi pasar modal.
Selain itu, perusahaan keamanan juga aktif memberikan informasi melalui platformnya. CEO PT Ajaib Sekuritas Indonesia Juliana mengatakan Ajaib Sekuritas berupaya memberikan edukasi investasi kepada investor dan calon investor di Indonesia karena pertumbuhan investor ritel sangat tinggi.
“Kami ingin menghilangkan layanan keuangan di Indonesia, artinya kami ingin mengizinkan siapa pun untuk mulai berinvestasi, terlepas dari kemampuannya berinvestasi, berapa pun tingkat keuangannya,” ujarnya dalam diskusi “Creo Talks Investment in Capital Market: Can it mudah?” Diselenggarakan dalam rangka Markets Conference and Expo, Jumat (8/11/2024).
Menurut Juliana, masih banyak orang di luar sana yang takut berinvestasi karena alasan tertentu. Salah satunya adalah akses terhadap sumber daya yang sulit diperoleh karena sebagian besar sumber daya berbahasa asing.
“Oleh karena itu kami menawarkan program edukasi kreatif dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami dan sangat membantu,” ujarnya.
Konten pendidikan yang kuat ini dengan cepat meningkatkan jumlah investor. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), saat ini terdapat 14,3 juta identitas investor individu (SID).
Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, rencana penambahan 2 juta investor pada tahun ini sudah rampung hingga akhir tahun. Pada tahun 2023, jumlah TIC yang terdaftar akan mencapai 12,1 juta.
Samsul Hidayat, Direktur Utama KSEI, mengatakan jumlah investor di pasar modal semakin meningkat setiap tahunnya, tergantung keinginan masyarakat untuk berinvestasi. “Pertumbuhan ini patut dirayakan karena dari 2,5 juta investor pada tahun 2019, jumlahnya akan meningkat menjadi 14,3 juta pada tahun 2024,” kata Samsul Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (31/10/) 2024).
Samsul mengatakan KSEI telah membuka 18,6 juta SID. Sejak itu, 4 juta MFA telah dibuka untuk Tapera.
Jumlah pemegang rekening saat ini sebanyak 6,1 juta dengan peningkatan sebesar 17 persen. Pada periode tersebut, pemegang rekening bank mencapai 13,4 juta dan rekening bank pemerintah (SBN) mencapai 1,1 juta.
Presiden Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rahman mengatakan tingginya pertumbuhan investor tidak lepas dari kuatnya program literasi yang diterapkan pada tahun ini.
Sejak awal tahun ini hingga akhir September 2024, sebanyak 19.779 acara edukasi BEI menjangkau 24 juta peserta. Kegiatan tersebut antara lain Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), dan berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam berinvestasi di seluruh Indonesia.
Selain itu, BEI juga aktif menggalakkan kampanye #AkuInvestorSaham yang menarik perhatian generasi muda. Saat ini, sekitar 79 persen dari seluruh investor baru berusia di bawah 40 tahun, hal ini menunjukkan tingginya partisipasi dan kemauan generasi muda untuk berinvestasi di pasar modal.
Pertumbuhan wirausaha dan peningkatan literasi keuangan masyarakat diperlukan untuk memperkuat stabilitas pasar modal Indonesia dalam menghadapi dinamika global, termasuk masuknya modal ventura.
Tugas lainnya adalah pengembangan platform mobile BEI. Aplikasi ini memiliki 193.968 pengguna dan merupakan salah satu pilar pengetahuan digital dimana masyarakat dapat memperoleh informasi pasar perhiasan dengan mudah dan akurat. Perkembangan digital ini merupakan bagian dari strategi BEI untuk mengatasi tantangan pencapaian literasi pasar modal di Indonesia.
Manajer Pengembangan BEI Geoffrey Hendrick mengatakan jumlah investor pasar modal saat ini masih sedikit dibandingkan jumlah penduduk Indonesia. Namun saat ini dengan berkembangnya teknologi digital, banyak perusahaan sekuritas lain yang menyediakan wadah bagi investor untuk berdagang saham. Hal ini akan memudahkan masyarakat Indonesia menjadi investor di pasar modal.
Selain itu, sinergi BEI dengan berbagai pemangku kepentingan berperan penting dalam strategi pengembangan pasar modal. Galeri Investasi (GI) BEI merupakan salah satu inisiatif utama dalam mendukung literasi dan pasar modal di seluruh Indonesia. Saat ini terdapat 927 BEI GI yang tersebar di berbagai wilayah.
“Galeri Investasi BEI tidak hanya menjadi jembatan antara akademisi dan pasar modal, namun juga penting dalam membawa pengetahuan pasar modal kepada masyarakat,” kata Jeffrey.