Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Hiburan

Dipha Barus Gandeng Kunto Aji dan The Adams di Lagu Terbaru ‘Rima Raga’

jahangircircle.org, JAKARTA — Siapa yang tak kenal dengan nama DJ dan produser musik kenamaan Indonesia Dipha Barus? Dipha yang sukses membawakan berbagai lagu partai, kini hadir dengan karya baru yang lebih personal dan mendalam.

Single “Rima Raga” bukan sekadar lagu, melainkan cerminan perjalanan hidup dan perjuangan batin yang ia lalui. Lagu terbaru Dipha Barus menampilkan Kunto Aji, gitaris The Adams dan gitaris Swellow Andi “Idam” Fauzi. Single ini dirilis secara digital di seluruh platform streaming musik pada 15 November 2024.

‘Rima Raga’ sudah lama ditunggu-tunggu comeback Dipha setelah merilis single terakhirnya sebagai artis utama lewat ‘Keep It Hush’ pada tahun 2021. Single ini bukan sekedar wujud baru bermusik, tapi juga wujud semangat Dipha pasca kejadian tersebut. Dia telah berjuang untuk bertahan hidup dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2023, Dipha menghadapi masalah psikologis yang memaksanya menjalani serangkaian terapi intensif. Pada saat yang sama, pikiran Dipha berpacu, membawanya ke keadaan “gelap” dan mendorongnya ke ambang delirium. Terletak di perbatasan antara ada dan tidak ada, tubuh Dipha menafsirkan apa yang terjadi dalam hidupnya sambil membacakan pantun yang lambat laun membawanya ke bentuk kesadaran baru.

Momen penting ini berujung pada abstraksi lirik dan musik yang nantinya menjadi “Rima Raga”. “Ini adalah hari ‘kelam’ saya setelah sesi terapi. Saya sangat ingat bagaimana rasanya setelah saya kembali dari psikiater. ‘Bukankah gila kalau aku meninggalkan psikiater seperti ini?’ Saya sebenarnya ingat psikiater saya menyuruh saya untuk menuliskan semuanya di jurnal. Lagu ini adalah buku harianku. Tak sadar saat aku membuat jurnal ternyata hasilnya mirip dengan lirik lagu. Setelah itu saya tulis lirik lagunya,” kata Dipha dalam keterangan yang diperoleh jahangircircle.org, Rabu (13/11/2024).

Dipha pun merasa Kunto Aji adalah penyanyi yang tepat untuk menyanyikan lagu tersebut. Gayung bersambut, Kunto Aji menerima ajakan Dipha tanpa berpikir panjang. Semuanya berjalan baik selama lokakarya dan kami langsung melanjutkan ke proses pendaftaran. Kunto Aji juga terlibat dalam penulisan lirik lagu ini.

“Saya ingin lagu ini mewakili perasaan Dipha. Jadi tulislah bersama. Bersama di ruangan seperti ini. Tantangannya adalah harus berbicara lebih banyak kepada Dipha tentang apa yang ingin dia sampaikan kepadanya. “Terus semuanya tinggal penulisan liriknya,” kata Kunto Aji.

Tak sampai disitu saja, Dipha menilai gitar ikonik Idam yang dimainkan di band Swellow dan vokal The Adams bisa menambah makna lagu ini. Alhasil, secara sonik, “Rima Raga” terdengar berbeda dengan rilisan Dipha sebelumnya. Empat makhluk dari latar belakang musik berbeda berkumpul untuk memainkan peran musik mereka sendiri.

Sempit.

“Adams menjadi penyanyi latar. Karena itu sesuatu yang tidak bisa dinyanyikan, aku seringkali tidak bisa menceritakan apa yang aku rasakan kepada orang-orang terdekatku. Ini tentang perjuangan saya dan sepertinya akhirnya terakumulasi seperti itu. “Komentarnya ada di vokal terakhir The Adams, bagian Ale (Saleh Husein) teriak dan nyanyi,” kata Dipha.

Adams dengan cerdik mengomentari keterlibatan mereka dalam artikel ini. Menurut mereka, musik tidak hanya menenangkan bagi penciptanya, tetapi juga bagi pendengarnya.

“Kami bukan di bidang kedokteran atau psikiatri, kami di bidang seni. Bisnis yang kami promosikan bukan obat-obatan, tapi mungkin “nutrisi”. Karya musiknya mempunyai jangkauan yang luas; lagu-lagu misalnya, membawa konteks optimisme yang kuat bagi orang-orang yang mendengarkannya dan mempengaruhinya baik secara internal maupun eksternal,” kata Saleh Husein untuk The Adams.

Kedalaman lirik yang ditulis Dipha dan Kunto Aji menjadi penegasan penerimaan diri yang jelas. Itu seperti bagian dari liriknya. “Melalui pasang surut, saya di sini” dan “Saya berharap untuk mengabaikan kesedihan saya apa adanya.” Kata-kata tersebut menggambarkan bagaimana Dipha akhirnya memilih untuk merangkul dirinya sendiri, menerima segala sesuatu yang terjadi, baik dan buruk, sebagai satu kesatuan indah yang disebut kehidupan.

“Setelah sekian lama, saya kembali merasakan kegembiraan yang luar biasa selama proses produksi musik dan sangat senang ketika sudah selesai. “Perasaan yang sudah lama tidak saya rasakan,” kata Dipha.

Rima Raga dirilis di bawah naungan Pon Your Tone, label yang didirikan Dipha. Mixing dilakukan oleh Jonathan Pardede dan mastering dilakukan oleh Sam John – Precise Mastering. Video musik single ini disutradarai oleh sutradara Anggun Priambodo dan Moses Sihombing.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *