jahangircircle.org, JAKARTA – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Judas Agung menegaskan pencegahan perjudian internet menjadi prioritas BI mengingat dampak negatif perjudian internet terhadap perekonomian, masyarakat, dan perekonomian. Saat ini BI telah menerapkan dua lapis pertahanan (line of defence) dalam upaya pencegahan perjudian online melalui sistem pembayaran.
Tahap pertama akan diberikan kepada penyedia jasa jasa (PJP), perbankan, dan lembaga keuangan non-bank. PJP wajib memiliki sistem pendeteksi penipuan yang mampu mengidentifikasi akun yang terlibat dalam transaksi perjudian online atau kejahatan keuangan lainnya.
“Penyedia layanan pembayaran memegang peranan penting karena terhubung langsung dengan aktivitas transaksi manusia. Segala sesuatu yang mencurigakan akan terdeteksi oleh sistem ini sehingga dapat dilacak dengan cepat,” jelas Jude Agung usai Rapat Koordinasi Menteri tentang Penghapusan Internet. Desk Perjudian & Keamanan Siber & Perlindungan Data di Batavia, Kamis (21/11/2024).
Setelah akun teridentifikasi digunakan untuk aktivitas perjudian atau penipuan online, informasi tentang akun tersebut akan dibagikan kepada seluruh industri pembayaran. Data ini juga masuk ke Bank Indonesia yang akan masuk ke sistem BI Fast yang dinilai sebagai salah satu inovasi yang dikembangkan BI untuk memperkuat dunia usaha pembayaran di Indonesia.
Sistem ini, menurut Jude, memungkinkan BI memantau dan meninjau seluruh transaksi menggunakan rekening yang terdaftar di sistem sebagai “rekening bermasalah”. Begitu transaksi tercatat, sistem BI Fast otomatis menolak transaksi tersebut sehingga mengurangi aliran uang ke pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Dengan BI Fast, kita bisa melakukan intervensi langsung terhadap bisnis yang ditetapkan legal, seperti perjudian online. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan sistem tetap aman dan mencegah penyalahgunaan,” jelas Jude Agung.
Selain memperkuat sistem pengawasan, Bank Indonesia juga menyelenggarakan edukasi intensif kepada masyarakat. Menurut Jude Agung, peran masyarakat penting untuk mencegah penyalahgunaan sistem pembayaran perjudian online. BI terus memberikan informasi tentang bahaya perjudian online melalui media sosial, termasuk televisi, radio, dan media sosial.
“Edukasi masyarakat sangat penting agar mereka lebih berhati-hati dalam menggunakan layanan pembayaran. Kami ingin masyarakat mengetahui bahwa perjudian di internet tidak hanya berbahaya bagi uang, tetapi juga membuat mereka terkena bahaya ilegal,” kata Jude Agung.
Selain itu, BI bekerja sama dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan transaksi. Dengan cara ini, BI berharap masyarakat dapat mengenali dan menghindari jebakan yang dapat mengarahkan mereka untuk berjudi di Internet.