jahangircircle.org, JAKARTA – kata Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT Pertambangan dan Energi ke-79. Ia menyinggung tiga hal penting yang menjadi pekerjaan rumah banyak pihak, khususnya di bidang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pertama, soal hilirisasi. Presiden menegaskan pengelolaan nilai tambah dalam negeri harus dilakukan. Bukan hanya bahan mentah saja yang diekspor
Bukan sekedar soal penerimaan pemerintah. Hilirisasi menciptakan lapangan kerja yang luas. Sebab, berpotensi membuka banyak industri produktif.
Pada Kamis (10/10/2024), Joko di Hotel Kempinski Jakarta mengatakan, “Kami sudah mengirim bahan baku ke luar negeri selama 400 tahun.”
“Jangan hentikan apa yang sudah dimulai,” pinta presiden. Manfaatnya mulai terasa. Ia mencontohkan situasi di PT Freeport Indonesia.
Saat ini PTFI memiliki dua smelter untuk mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas 3 juta ton per tahun. Begitu pula dengan PT Amman Minerals Nusa Tenggara (AMNT). Berbasis di Sumbawa, saat ini perusahaan mengolah 900 ribu ton konsentrat tembaga melalui smelter milik sendiri.
Maka saya ucapkan terima kasih, saya mengapresiasi kerja keras Kementerian ESDM dan sampai saat ini kita punya lebih dari 100 cairan (yaitu 108), kata Jokowi.
Seiring dengan hilirisasi, dapat mendorong industri turunan untuk mengolah produk manufaktur. Presiden menyinggung keputusan pemerintah menghentikan ekspor nikel pada tahun 2020. Sebelumnya, ekspor bahan baku nikel menghasilkan US$2,9 miliar (USD).
Kemudian setelah masuk ke industri derivatif, yang dihasilkan meningkat pada 2023 sebesar 34,4 miliar dolar AS. Sekitar 500 triliun
Lompatannya sangat besar, katanya.
Jokowi mengingatkan, manfaatnya tidak hanya dirasakan perusahaan. Negara juga mendapat banyak tambahan pendapatan dari berbagai lini. Semua itu bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur
Sekarang semua orang didorong untuk melakukan hilirisasi. Presiden kemudian menegaskan kembali perlunya meningkatkan ekstraksi minyak. Jangan biarkan hal itu memperlambat Anda
“Ngomong-ngomong, kita harus meningkatkannya, membuat sumur-sumur itu lebih produktif. Karena kita mengeluarkan banyak uang ketika produksi turun,” kata Jokowi.