Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Edukasi

Gagal Jaga Paint Area dengan Sempurna, Timnas Basket Putra Dikalahkan Thailand

jahangircircle.org, JAKARTA – Timnas basket putra Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand pada laga keempat Grup A kualifikasi Piala FIBA ​​Asia 2025 melawan Arab Saudi. Perlu meraih kemenangan minimal 18 poin untuk menjaga peluang lolos ke babak selanjutnya, tim asuhan Johannes Vinar kalah 71-112 dari Thailand di Indonesia Arena, Senyan, Jakarta, Minggu (24/11/2024). ) di malam hari.

Kekalahan tersebut membuat peluang Indonesia lolos ke Piala Asia FIBA ​​2025 di Arab Saudi semakin tertutup. Pasalnya, Indonesia belum pernah meraih kemenangan dalam empat laga, sehingga harus menghadapi tim kuat Korea Selatan dan Australia di dua laga sisa.

Namun secara matematis, mereka masih berpeluang mengalahkan Korea Selatan dengan selisih sembilan poin, Australia menang, dan Thailand mengalahkan Korea Selatan. Hal yang hampir mustahil terjadi.

Pelatih Ahang, sapaan akrab Vinar, menurunkan starting five Anthony Bean, Yudha Saputera, Abraham Damar Ghrita, Brandon Zawato, dan Vincent Kosasih. Sedangkan Thailand memainkan Frederic Lisch, Attapong Leelaphipatkul, Pongsakorn Jaimsawad, Martin Breunig, dan Chanatip Zakrawan.

Indonesia memulai awal yang baik dengan memimpin 7-4. Namun, Thailand mengambil kendali permainan dan mengakhiri kuarter pertama dengan 26-21.

Setelahnya, tampil cerdas dan percaya diri dari Thailand yang tangguh dalam menyerang dan bertahan sebagai sebuah tim. Tim Gajah Putih memanfaatkan keunggulannya di cat dengan permainan kombinasi. Penjaga, terutama Lish. Guard veteran AS-Thailand berusia 36 tahun itu menjadi mimpi buruk bagi pertahanan timnas Indonesia.

Jahitannya menimbulkan dilema. Jika dijaga ketat, Leash bisa dengan mudah mengoper bola ke rekannya yang berbadan besar yang berdiri bebas. Jika ia mengantisipasi umpannya, Lisch menyelesaikan serangannya dengan lay-up. Sementara itu, jika opsi untuk menguasai bola ditutup, Lisch akan menghukum dengan tembakan akurat jarak jauhnya (7/11 tembakan tiga angka dalam game ini).

Indonesia tertinggal 42-58 saat jeda. Terganggunya papan skor menyebabkan pertandingan membuat para pemain Thailand “tidak keren”. Tim asuhan Edward Torres lebih produktif di kuarter ketiga dengan mencetak 36 poin dan hanya kebobolan 18 poin. Thailand memimpin 94-60 di penghujung kuarter ketiga dan mempertahankan kemenangan 112-71.

Lish, yang pernah bermain untuk CLS Knights, adalah monster dengan 31 poin, 9 rebound, dan 7 assist. Martin Breunig mencetak double-double dengan 24 poin, 16 rebound, dan 4 steal. Chanatip Jakrawan mencatatkan double-double dengan 13 poin dan 10 rebound. Nakorn Jaisanuk menyumbang 16 poin dari bangku cadangan dengan 5/10 tembakan tiga angka.

Avraham Damar Gerhit dari Indonesia menjadi pencetak gol terbanyak dengan 23 poin. Brandon Zavato mencetak double-double dengan 16 poin dan 10 rebound. Yudha Saputera mencetak double-double dengan 11 poin dan 11 assist.

Thailand lebih baik di area paint, mencatatkan 23 tembakan dari 40 percobaan dibandingkan 13/34 dari Indonesia. Itu tambahan 18 poin dari 22 lemparan bebas, berbanding 6/8 milik Indonesia. Thailand juga unggul dalam tembakan tiga angka, melepaskan 16 tembakan dari 35 percobaan, berbanding 13/42 dari Indonesia.

Edward Torres mengaku seru menyaksikan laga Indonesia vs Korea Selatan. Kemudian mereka memutuskan untuk menggunakan kawasan cat Indonesia.

“Kami punya keunggulan di lini belakang, jadi kami sering mengumpan bola ke dalam. Martin dan Chanatip mampu mengalahkan penjagaan mereka, tidak hanya menyelesaikan serangan, tapi mereka membangun serangan di bawah ring,” kata Torres.

Sementara itu, Breunig mengaku menghormati orang-orang besar Indonesia. Menurutnya, pemain Indonesia kelelahan dalam berusaha meraih poin dari area cat.

“Mereka melakukan segalanya untuk menghentikan saya dan terkadang berhasil. Saya tidak berbuat banyak di babak kedua, tapi untungnya rekan satu tim saya maju dan mulai melakukan tembakan,” katanya.

Menghadapi Thailand, Indonesia harus bisa mengendalikan rebound ofensif, turnover, dan fast break, kata pelatih Ahang. Menurutnya, jika ketiga situasi tersebut tidak bisa diamankan maka timnya akan sulit meraih kemenangan.

“Thailand juga unggul di posisi bigman. Mereka bermain dengan dua big man. Saya sampaikan kepada bigman mereka agar tidak mudah menguasai bola di area paint. Para pemain saya berusaha namun sulit dengan keunggulan mereka di sana,” kata pelatih Ahang.

Sementara itu, Avraham Damer mengatakan permainan kolektif lebih baik dibandingkan serangan Korea Selatan malam ini. Indonesia mencatatkan 14 assist pada laga Kamis lalu, kini bertambah menjadi 22. Namun di deep game kali ini, serangan Indonesia sulit dihentikan. Menurut Abraham, Korea tidak memaksimalkan keunggulan posisinya dengan bermain-main menahan Indonesia.

Kali ini di Thailand, mungkin dengan laporan scouting yang bagus, mereka memanfaatkan dan berhasil memperbesar keunggulan. Dari sisi penyerangan, selalu sulit jika kami tidak bisa menghentikan bola dan mengeluarkannya dari gawang. Kami bisa bermain sekaligus tim yang berhenti, tapi itu pertandingan terakhir,” kata Abraham. Katanya.

 

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *