jahangircircle.org, GARUT – Tim International Fund for Agricultural Development (IFAD) melakukan kunjungan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk mengecek perkembangan pelaksanaan program UPLAND yang akan dimulai tahun 2021 ini, untuk tinjauan. untuk memastikan efektivitas program dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di dataran tinggi.
Anggota Tim Mission Monitoring IFAD, Rahmi Khalida menjelaskan, evaluasi difokuskan pada hal-hal untuk mengefektifkan dan mendukung fasilitas yang telah dilakukan. “Kami ingin memastikan infrastruktur, pengelolaan lahan, serta fasilitas seperti gudang, pertanian, dan alat angkut seperti truk berfungsi dengan baik dan dimanfaatkan oleh penerima manfaat,” kata Rahmi, Selasa (26/11/2024). ).
Proyek UPLAND difokuskan pada peningkatan penghidupan petani dataran tinggi, khususnya melalui budidaya tanaman seperti kentang. Namun banyak tantangan penting yang muncul, salah satunya adalah perubahan pola tanam dari petani kentang menjadi tanaman kacang-kacangan. Proses ini memerlukan komitmen untuk mengikuti prosedur operasi (SOP) yang telah ditetapkan.
Selain itu, stabilitas harga masih menjadi persoalan. “Meski koperasi sudah berjalan setahun, namun perlu waktu untuk membangun kepercayaan di kalangan petani agar mau menjual produknya ke koperasi,” tambah Rahmi.
Dengan fokus pemerintah pada ketahanan pangan dan swasembada, Rahmi menyoroti potensi besar pertanian dataran tinggi. “Dengan dukungan cuaca dan kesuburan tanah, kawasan ini berpotensi untuk ditanami tanaman pangan dan hortikultura. Sayang sekali jika proyek ini tidak melibatkan proses pemerintah,” ujarnya.
Rahmi juga berbicara tentang alasan dipilihnya Indonesia sebagai tujuan pelaksanaan proyek tersebut. “Indonesia sudah lama menjadi anggota IFAD. Beliau mengatakan “Sebagai negara berkembang yang memiliki potensi besar di bidang pertanian, proyek ini sejalan dengan visi IFAD untuk meningkatkan kesehatan konsumsi masyarakat pedesaan,” ujarnya.
Di kesempatan lain, Direktur Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Haeruman, mengumumkan proyek UPLAND telah mengembangkan total lahan seluas 200 hektar di empat desa: Sukawargi (100 hektar), Cikanang (30 hektar), Simpang (40 hektar). ), dan Margamulya (40 hektar). Proyek ini dirancang untuk memproduksi kacang kentang dan meningkatkan taraf hidup petani.
Dukungan infrastruktur seperti pertanian, fasilitas penyimpanan, penampungan air, dan peternakan domba menjadi penopang suksesnya proyek ini. “Proyek UPLAND meningkatkan pendapatan para petani, sehingga kini mereka lebih leluasa,” kata Haeruman.
Ia berharap program ini dapat diperluas ke desa-desa lain pada tahun 2025. Namun, ia juga menekankan betapa pentingnya penguatan kelompok tani agar memiliki aset yang stabil, seperti rumah kaca, yang dikelola dengan pengelolaan sesuai peraturan daerah (Perdes).
“Dengan kerja sama petani dan pembangunan berkelanjutan, potensi kentang di Garut dapat menunjang konsumsi pangan negara itu sendiri,” ujarnya.