jahangircircle.org, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alfonzus Wijaja berharap pertumbuhan sektor ritel pada kuartal IV 2024 bisa tumbuh. Sebab, banyaknya hari libur besar di penghujung tahun ini akan mendorong konsumsi masyarakat meningkat.
Peristiwa Hari Nasional seringkali menjadi faktor tumbuhnya bisnis ritel. Alphonsus menjelaskan periode Idul Fitri, Tahun Baru Imlek, dan Pemilihan Presiden (Pilpres) membantu perkembangan bisnis ritel selama Semester I/2024 atau Kuartal I dan II/2024. Namun pada triwulan III tahun 2023 mulai mengalami penurunan.
“Nah, kita harapkan di triwulan IV 2024 sudah bagus, kita bisa pulih karena dimulai dari pilkada. Pilkada harusnya mendorong dia, ini langkah awal di triwulan keempat,” kata Alphonse di Jakarta Selatan. Zona Edisi Pilkada 2024 di Klingking Seru Anti Golput, ujarnya saat menghadiri malam amal, Rabu (27/11/2024).
Pasca dibukanya Alphonse saat Pilkada, perdagangan ritel akan sangat aktif pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Nanti Natal dan Tahun Baru, kuartal pertama (triwulan I) tahun 2025 adalah Tahun Baru Imlek, disusul Ramadhan, Idul Fitri, jadi kuartal 1/2025 harusnya bagus, ”ujarnya.
Namun, ia mencatat pertumbuhan positif pada kuartal IV 2024 dan kuartal I 2025 juga akan bergantung pada kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) pemerintah. Jika PPN dinaikkan menjadi 12 persen, kenaikan tersebut mungkin tidak akan sepositif yang diharapkan.
Diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 4,95 persen pada triwulan III tahun 2024. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan ekspansi ekonomi pada dua triwulan sebelumnya yang tercatat secara tahunan sebesar 5,11% pada triwulan I tahun 2024 dan 5,05% pada triwulan II tahun 2024.
Selain itu, laju konsumsi masyarakat yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masih mengalami penurunan pada triwulan III-2024. Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 4,91 persen (y/y) pada kuartal ketiga tahun 2024, turun dari pertumbuhan 4,93 persen (y/y) pada kuartal sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada konsumsi pakaian, alas kaki, jasa perawatan, perumahan dan furnitur, layanan kesehatan dan pendidikan.