Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Sains

Gangguan Kelenjar Tiroid Bisa Turunkan Produktivitas, Jangan Anggap Sepele

jahangircircle.org, JAKARTA – Kementerian Kesehatan mencatat peningkatan kejadian masalah tiroid di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Masalah tiroid seringkali diabaikan. Padahal, jika penyakit ini tidak terdeteksi dan diobati tepat waktu, dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup.

Dokter penyakit dalam RS Bethsaida, Rochsismandoko menjelaskan, penyakit prostat tidak menunjukkan gejala apa pun sehingga deteksi dan diagnosis dini sangat penting. “Dengan pengobatan yang tepat, pasien dapat terhindar dari masalah serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup,” kata dr Rochsismandoko dalam keterangan tertulis yang dikutip, Jumat (29/11/2024).

Fungsi kelenjar tiroid adalah menghasilkan hormon yang bertugas mengendalikan proses metabolisme dalam tubuh, seperti mengendalikan suhu tubuh, mengendalikan penyerapan nutrisi dan konsumsi energi, mengendalikan reproduksi, meningkatkan perkembangan otak dan sistem saraf, serta mengendalikan darah. tekanan dan detak jantung. Masalah kelenjar dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu perubahan ukuran atau bentuk kelenjar yang biasa disebut penyakit gondok, masalah fungsi hormon tiroid, atau gabungan masalah bentuk dan masalah fungsi hormon tiroid.

Perubahan ukuran prostat yang sering disebut kelenjar tiroid ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tumor ganas dan tumor ganas. Kekurangan hormon juga terbagi menjadi hipertiroidisme (kelebihan hormon) dan hipotiroidisme (kekurangan hormon). ), tambahnya.

Gejala hipertiroidisme antara lain badan gemetar, gelisah, mata melotot. Kemudian terjadi penurunan berat badan, meski makan banyak. Ada juga gangguan tidur, kelelahan, jantung berdebar. Intoleransi panas, diare dan masalah menstruasi. Otot lemah, gelisah, denyut nadi cepat, kelenjar gondok membesar.

Pada saat yang sama, gejala hipotiroidisme termasuk kelelahan, penambahan berat badan, dan kelupaan. Sulit konsentrasi, rambut rontok, kulit kering. Toleransi dingin, kolesterol tinggi, mata bengkak. Denyut nadi lemah, suara serak, siklus haid tidak teratur.

Ia mengatakan, dengan pembesaran tiroid yang efektif, prosedur invasif saat ini, yang juga dikenal sebagai radiofrekuensi ablasi (RFA), dapat dilakukan tanpa operasi. Cara ini digunakan untuk memperkecil ukuran dan menghilangkan tumor tiroid (nodul).

Prosedur RFA akan dilakukan dengan memasukkan elektroda ke leher menggunakan USG hingga mencapai tumor di kelenjar, kemudian menyalakan generator listrik untuk menyalurkan energi panas guna menghancurkan struktur tumor, ujarnya. .

 

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *