Repulika.co.id, Jakarta – Jakarta, menekankan bahwa tidak ada distribusi atau distribusi minyak. Meskipun demikian, ia menjelaskan bahwa makanan adalah penilaian koleksi makanan wajib dan penilaian.
“Satu -satunya yang dievaluasi belum berubah,” berubah di Indonesia di Jakartha (01/15/2025) Jakarta.
Ledakan itu dibuat untuk mendistribusikan Menteri Merchant Regula, No. 18 tahun 2024. Proses bisnis antara GP dan produsen memiliki nama wajib. Ini wajib untuk mengumpulkan, menambahkan untuk terjadi, menyetor dan mengumpulkan nilai pajak (PPN). Distribusi koleksi wajib ini, mendistribusikan, berbagi koleksi wajib ini, yang dianggap sebagai penghalang orientasi minyak.
Moldiiyiyani dinilai oleh Tn. Sri Muliyiyani oleh Tn. Sri Muliyiyani untuk memastikan wajib bom.
“Waap jika ya, produsen langsung pergi langsung ke Bumn.
Diharapkan bahwa proposal tersebut akan segera disetujui oleh Menteri Keuangan untuk bekerja dengan lancar untuk bekerja dengan lancar.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kementerian Perdagangan) kepada Kementerian Moneter (Kementerian) kepada Kementerian Perdagangan (Merut) (Kenke) diundang untuk melemahkan pengumpulan pengusaha makanan untuk mengurangi rantai distribusi minyak.
Kementerian Perdagangan ditemukan bahwa manajer umum perdagangan lokal, Chofan Chafan yang cepat, negara -negara makanan, sulit untuk mendistribusikan minyak.
“Pada awal Januari 2025, Menteri Komersial mengirim surat kepada Menteri Keuangan untuk bersantai dan meminta Koleksi Sol Makanan Makanan yang konsisten, Senin (13/13).
Menurut ITibala, kemudahan pengumpulan wajib diyakini telah ditetapkan untuk Rs. 15.700 per liter sesuai dengan penjualan minyak.