Republic.co.id, Penulis: Sausan Elsia Preliminar, Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri
Pengembangan Kecerdasan Buatan (AI) menawarkan peluang dan tantangan besar bagi Perpustakaan Pendidikan Tinggi di Indonesia. AI dapat meningkatkan efisiensi manajemen informasi, mempercepat layanan dan menciptakan pengalaman baru untuk pengunjung perpustakaan.
Namun, integrasi teknologi ini dengan sistem yang ada merupakan tantangan. Perpustakaan harus memastikan bahwa teknologi AI dapat menggunakan secara optimal oleh semua pengguna.
AI memiliki potensi untuk mengubah cara di mana perpustakaan universitas mengelola koleksi, seperti buku, majalah, dan referensi lainnya. Teknologi ini dapat mengotomatisasi pemrosesan data bibliografi, memfasilitasi pencarian literatur yang relevan dan memberikan rekomendasi sesuai dengan kepentingan pengguna. Dengan AI, manajemen pengumpulan menjadi lebih efisien dan akses ke informasi lebih mudah bagi siswa dan guru.
Namun, AI secara efektif mengimplementasikan, perpustakaan tersier menghadapi beberapa tantangan, terutama dalam hal infrastruktur. Tidak semua universitas memiliki sumber daya untuk berinvestasi dalam teknologi canggih. Selain itu, staf perpustakaan harus memiliki keterampilan untuk dikelola dan penggunaan teknologi ini secara optimal.
Di sisi lain, siswa juga harus dilengkapi dengan keterampilan baru untuk penggunaan sistem berbasis AI dan analisis data. Beberapa siswa tidak terbiasa dengan teknologi ini, jadi pelatihan khusus diperlukan sehingga mereka dapat menggunakan penelitian maksimum.
Di masa depan, itu akan terus tumbuh di perpustakaan pendidikan tinggi, ia memfasilitasi akses ke informasi dan akan meningkatkan kualitas penelitian siswa. Selain teknologi yang semakin canggih, perpustakaan tidak hanya pusat melek huruf, tetapi juga wadah inovasi yang mendukung penelitian dan pendidikan di Indonesia.