Republic.co.id, Jakarta – Peternak daging sapi, Boyolala, mengorganisir aktivitas yang melempar susu di Boyolali yang diculik dalam laporan pusat pada awal November. Aktivitas penghilangan susu itu sendiri (2011.11.204) bukan pertama kalinya di berbagai wilayah Indonesia.
Baca Juga : BNI Raih Fasilitas Pinjaman Rp 9,6 Triliun dari Enam Bank Asing
Pada awal 2023, peternak melakukan hal yang sama dengan industri menolak kuota dan pembatasan. “Jadi pada bulan Oktober, November dan Desember (2023) kami (peternak) benar -benar lebih banyak truk yang menolak massa susu,” kata peternak dan juga pemilik Cow Farm Milk Bay.
Karena pemerintah tidak memiliki peraturan resmi atau peraturan tentang dunia pengolahan susu, acara knalpot akhirnya berulang. “Alasan utama (knalpot susu) adalah bahwa kita perlu secara khusus meningkatkan keadaan keragaman di Indonesia. Ini bukan hanya perusahaan di B2B (bisnis perusahaan) di antara pengumpul susu Amerika, koperasi atau dengan industri susu (IPS),” kata Bay pada hari Rabu (12 April 2012).
Produk Bay (peternakan sapi perah) ditolak dan mengalami kerugian hingga 10 miliar. Mereka semua muncul dalam susu impor, yang naik dengan harga yang sangat murah dibandingkan dengan susu lokal. Akhirnya, peternak lokal dipaksa untuk menikmati situasi.
Setelah itu, perhatian difokuskan pada kedua kalinya tahun ini untuk menghilangkan susu, baik dalam hal manusia maupun dalam pemerintahan. Untungnya, Undang -Undang tersebut dapat membuat undangan untuk berdebat dengan Kementerian Pertanian, serta wacana Primos, yang dijanjikan oleh Kementerian Negara (Mensoneg).
Ini sangat penting bagi industri untuk industri, karena dapat digunakan untuk mengatur aturan lain yang tidak disebutkan dengan jelas dalam aturan pemerintah. Ini sebagai regulasi produk susu lokal penyerap wajib.
Baca Juga : Film Pantaskah Aku Berhijab Segera Tayang, Sajikan Pesan Moral Tanpa Menggurui
Peraturan ini diharapkan akan diterapkan segera, karena peraturan tersebut dapat menjadi jaminan keamanan bagi petani untuk memotivasi untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan kualitas susu.
“Kami sangat berharap bahwa dengan peraturan tersebut, dengan kehadiran pemerintah, kami akan lebih bersemangat menjalankan perusahaan ini karena ada kepastian,” kata Batang