jahangircircle.org, JAKARTA – Seorang bayi berusia 19 bulan di Malaysia didiagnosis menderita kanker ovarium stadium tiga. Menurut keterangan sang ibu, anak Daneen Auni Ricks itu awalnya mengalami sembelit. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan tumor berukuran 13,5 cm dan mendiagnosis Dane menderita kanker ovarium.
Mengapa seorang anak terkena kanker ovarium?
Menurut National Cancer Institute, kanker ovarium pada anak sangat jarang terjadi. Penyebab pasti kanker ovarium pada anak-anak seringkali tidak diketahui, namun dalam beberapa kasus terjadi perubahan tertentu pada fungsi sel ovarium, terutama saat mereka tumbuh dan membelah menjadi sel baru.
Selain itu, terdapat kelainan genetik yang meningkatkan risiko anak terkena kanker ovarium, seperti penyakit Ollier dan sindrom Mafouci. Ollier adalah penyakit langka yang menyebabkan pertumbuhan abnormal tulang rawan di ujung tulang panjang. Sindrom Mafuk adalah kelainan langka yang menyebabkan pertumbuhan tulang rawan tidak normal dan tumor pembunuh darah di kulit.
Sindrom Peutz-Jeghers dan sindrom DICER1 juga meningkatkan risiko kanker ovarium pada anak. Sindrom Peutz-Jegers merupakan kelainan genetik yang menyebabkan polip di usus dan bintik hitam di mulut dan jari. Kemudian sindrom DICER1 merupakan kelainan genetik langka yang menyebabkan penyakit gondok, polip di usus besar, dan tumor pada lapisan ovarium, rahim, testis, ginjal, otak, mata, dan paru-paru.
Gejala kanker ovarium pada anak
Menurut National Cancer Institute, gejala kanker ovarium pada anak mungkin baru muncul setelah tumornya tumbuh. Oleh karena itu, orang tua harus peka jika anaknya mengalami beberapa gejala awal, seperti nyeri atau bengkak di perut, ada benjolan di perut, tanda-tanda pubertas, nyeri atau menstruasi, serta pendarahan vagina yang tidak biasa.
Kanker ovarium paling sering terjadi pada wanita berusia antara 15 dan 19 tahun, namun jarang terjadi pada anak-anak berusia lima tahun. Ovarium adalah bagian dari sistem reproduksi wanita, terletak di panggul di kedua sisi rahim. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon wanita.
Perlakuan
Ada banyak pengobatan berbeda yang dapat digunakan pada anak-anak penderita kanker ovarium. Perawatannya meliputi pembedahan untuk mengangkat tumor di ovarium, kemoterapi, transplantasi sel induk, dan terapi bertarget. Dokter yang merawat pasien membuat rekomendasi mengenai pilihan pengobatan ini.