jahangircircle.org, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan dalam konferensi pers pengembangan Bio Farma di Corporate Media Center BUMN, Bio Farma juga sudah mendapat kepercayaan. kehidupan Pada Rapat Umum Tahunan DCVMN 2024 di Sao Paolo, Brazil, Erick menyampaikan Bio Farma berhasil memperoleh nilai kontrak vaksin sebesar Rp 1,4 triliun untuk tahun 2025.
“Ini bagus dan sangat menggembirakan. Padahal, Bio Farma menargetkan jumlah ekspor vaksin pada tahun depan bisa terus meningkat,” kata Erick.
“Perusahaan internasional asal Indonesia tidak banyak, salah satunya Bio Farma. Setiap tahunnya Bio Farma membantu distribusi vaksin kepada hampir 700 juta anak di seluruh dunia,” lanjut Erick.
Erick mengatakan Bio Farma bisa menjadi sistem kesehatan global dengan mendistribusikan vaksin ke 150 negara di dunia, kepercayaan merupakan salah satu cara mengapresiasi kualitas produksi Bio Farma. Menurutnya, dengan pengalaman lebih dari dua tahun di pasar vaksin internasional, Bio Farma memilikinya
Menunjukkan peran penting dalam menjaga kesehatan global, terutama bagi anak-anak di seluruh dunia.
Artinya keberhasilan ini sejalan dengan kita sebagai negara besar yang juga merupakan ekosistem rantai pasok global, tambah Erick.
Erick mengaku akan terus mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas produksi vaksin Bio Farma.
Erick menilai Bio Farma memiliki pengalaman panjang dan berpotensi menjadi salah satu produsen vaksin terkemuka dunia.
“Saya terus berupaya agar Bio Farma bisa berkolaborasi dengan banyak pihak di banyak negara agar Bio Farma menjadi salah satu perusahaan produsen vaksin dunia. Bahkan, kami sedang mendorong produksinya, dalam 10 tahun ke depan agar bisa meningkat lima kali lipat. beberapa vaksin”,
Eric melanjutkan.
Menurutnya, Bio Farma tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia, namun juga menjadi tulang punggung pemenuhan kebutuhan vaksin dunia. Komitmennya yang kuat dalam produksi dan
Distribusi vaksin berkualitas tinggi ke lebih dari 150 negara menjadikan Indonesia berperan aktif dalam komunitas kesehatan global.
Erick menambahkan, Bio Farma telah mendapat persetujuan WHO untuk 20 produk vaksin sejak tahun 1997. Dengan kapasitas produksi 3,1 miliar dosis, perusahaan ini merupakan salah satu dari tujuh pemasok terbesar ke WHO berdasarkan volume.
“Pada tahun 2023, nilai ekspor Bio Farma mencapai 2,9 triliun dengan distribusi produk sekitar dua miliar unit di dunia. Ini menunjukkan peningkatan sebesar 80 persen dalam dua tahun.
Akhirnya, kata Erick.
Bio Farma, lanjut Erick, juga berperan penting dalam penyediaan vaksin untuk organisasi internasional seperti UNICEF dan PAHO, serta menciptakan kerja sama aktif dengan negara-negara.
Lainnya, termasuk proyek transfer teknologi dengan Atlantic Life Sciences di Ghana untuk memperkuat manufaktur lokal di Afrika.
“Langkah-langkah ini penting untuk memperkuat keamanan kesehatan di banyak bidang, khususnya
Di negara-negara berkembang,” imbuh Erick.
Selain distribusi vaksin, Erick mengatakan, Bio Farma juga terus mengembangkan produk baru melalui kerjasama internasional. Beberapa proyek tersebut antara lain vaksin konjugasi tifoid (TCV) dengan IVI Korea Selatan, vaksin rotavirus dengan Murdoch Children Research Institute Australia, dan vaksin
Heksavalen dengan Sinovac Cina.
“Inovasi dan kemitraan yang dibangun Bio Farma merupakan wujud nyata komitmen Indonesia terhadap hal tersebut
“Menciptakan kebebasan kesehatan masyarakat,” lanjut Erick.
Di masa pandemi Covid-19, kata Erick, Bio Farma berperan penting dalam menyediakannya
Penelitian dan distribusi produk vaksin, termasuk pengembangan vaksin IndoVac yaitu
Kolaborasi dengan Baylor College of Medicine.
“Kami melihat Bio Farma tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif dalam menangani pandemi ini.
Menjaga pasokan vaksin tetap aman, hingga distribusi akhir dengan teknologi Medtrack
“Untuk menjamin kualitas vaksinnya,” kata Erick.
Dalam upaya memperluas pasar, Erick mengatakan, Bio Farma terus memperkuat kemitraan usaha
Termasuk negara-negara seperti India, Pakistan, Nigeria dan negara-negara Timur Tengah, serta mendukung inisiatif Afrika untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Afrika.
Erick menegaskan, keberhasilan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam membangun keberlanjutan kesehatan global di mana Bio Farma menjadi motor penggeraknya. “Indonesia mempunyai potensi yang besar di bidang kesehatan, dan Bio Farma menjadi bukti bahwa dengan inovasi dan kolaborasi kita dapat memberikan dampak yang besar bagi dunia,” kata Erick.