jahangircircle.org, JAKARTA – Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon Nepitupulu mengungkapkan, kredit perumahan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Beban pengurangan biaya yang ditanggung calon pembeli menjadi salah satu kendala yang harus diatasi.
Meski Uang Muka (DP) Kredit Rumah Hunian (KPR) sudah jauh berkurang, namun banyak yang masih terpaksa membayar biaya tambahannya. Biaya tersebut sudah termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan).
“Biaya tersebut seringkali menjadi kendala utama masyarakat untuk memiliki rumah,” ujarnya di Batavia, Selasa (15/10/2024).
Nixon mengatakan, BTN juga terus melakukan diskusi intensif dengan Satuan Tugas (Satgas) Perumahan pemerintahan Prabowo Subianto untuk membahas Strategi Nasional Ekosistem Perumahan baik dari sisi supply maupun demand, mulai dari hulu hingga hilir. Sebagai solusi permasalahan mengatasi kenaikan biaya, diusulkan penghapusan PPN dan BPHTB selama masa pembangunan rumah BTN.
“Dengan dihilangkannya biaya-biaya tersebut, kami berharap harga rumah menjadi lebih terjangkau dan masyarakat dapat memiliki hunian tanpa terbebani biaya awal yang besar,” harapnya.
Ia juga mencontohkan penghapusan biaya tambahan seperti PPN dan BPHTB akan berdampak positif pada sektor perumahan, menurunkan dana pensiun dan premi asuransi hingga 20 persen. Jika negara disingkirkan, kerugian yang ditanggung masyarakat akan berkurang secara signifikan. “Ini penting untuk mencapai target pembangunan 3 juta rumah (per tahun),” jelasnya.
Meski pajak saat ini diusulkan untuk dihapuskan, BTN berharap pemerintahan baru mempertimbangkan langkah tersebut. “Kami mengusulkan pemerintah menghentikan pungutan ini agar target 30 lakh rumah bisa tercapai. “Ini merupakan langkah yang menentukan,” harap Nixon.
Ia juga menegaskan, tanpa dukungan kebijakan yang memadai, akan sulit mewujudkan impian pemerintah dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat, khususnya kelompok berpendapatan rendah. “Ini hanya usulan, tapi belum menjadi keputusan. Namun kami yakin penghapusan pajak bisa membantu kita mencapai tujuan bersama,” tegasnya.
Nixon juga menekankan pentingnya menaikkan suku bunga KPR. “Kami tidak ingin jangka waktu KPR diperpanjang menjadi 25 atau 30 tahun yang akan memudahkan masyarakat dalam membayar cicilan,” ujarnya.
Dengan rencana tersebut, BTN berharap dapat berkontribusi dalam penyediaan 3 juta rumah oleh pemerintah. Upaya ini bertujuan untuk membantu masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, mendapatkan akses yang lebih baik terhadap perumahan.
“Kami percaya bahwa dengan langkah-langkah ini dimungkinkan untuk membuat solusi berkelanjutan untuk perumahan yang terjangkau,” harap Nixon.
Program yang didasari oleh pemerintahan Prabowo, Program pembangunan tiga ribu rumah di pedesaan dan satu juta unit rumah di kota-kota besar. Pemerintahan Prabowo memprioritaskan pembangunan rumah di pedesaan karena proyek perumahan akan merangsang perekonomian pedesaan dan menyerap tenaga kerja lokal.
BTN mempunyai kemampuan untuk menjalankan Program Tiga Juta Rumah karena menjadi tulang punggung Program Satu Juta Rumah di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dengan target tinggi dalam program tiga juta rumah, BTN terus menjalani transformasi bisnis dan pembenahan internal.
Diane Fath Dijual Kembali