jahangircircle.org, JAKARTA – Pada tahun 2024, pengguna internet di Indonesia akan mencapai sekitar 79 persen penduduk atau lebih dari 221 juta orang. Meski demikian, indeks literasi digital masyarakat masih berada pada angka 3,65 persen pada skala 5 poin atau mendekati rata-rata.
Meera Sahid, Wakil Ketua Cybercreacy, mengatakan indeks literasi digital menunjukkan masyarakat belum memiliki kapasitas penuh untuk menyaring informasi secara kritis. Oleh karena itu, masyarakat mudah percaya bahkan terlibat dalam penipuan atau misinformasi.
“Kalau dilihat indeksnya memang lebih tinggi dari sebelumnya, tapi juga belum sempurna. Jadi, untuk meningkatkan literasi digital, kita perlu memperkuat pemikiran kritis dan pendidikan,” kata Mira Kamis (7/11/2024) dalam sebuah wawancara. diskusi tentang TikTok di Jakarta Pusat.
Mira mengirimkan beberapa sinyal yang dapat digunakan untuk memverifikasi keakuratan data yang diterima. Pertama, fokuslah pada judul berita atau postingan. Jika bernada provokatif, ada kemungkinan informasi tersebut tidak benar atau dibuat-buat untuk tujuan tertentu.
Kedua, masyarakat juga dapat fokus pada tanggal artikel ditulis dan sumber artikel atau video tersebut. Lalu, jika datanya berupa gambar, Mira menyarankan untuk mengeceknya melalui mesin pencari seperti Google Image.
“Kita juga perlu mengembangkan berpikir kritis, itu sangat penting. Karena di zaman sekarang ini kita dibombardir dengan informasi, maka yang perlu dihormati adalah berpikir kritis. Selalu bandingkan berita atau informasi lainnya,” kata Meera.
Meera juga menghimbau masyarakat untuk mempraktikkan penelitiannya sendiri sebelum menyebarkan berita tersebut ke keluarga atau kelompok teman. Menurutnya, cara ini akan membantu mengurangi penyebaran informasi palsu di masyarakat.
“Saya selalu bilang bersabar dulu sebelum menyebar. Jangan menjadi FOMO karena Anda merasa ketinggalan, jadi sebarkan beritanya. “Kita harus selalu mengecek beritanya, ini penting,” kata Meera.
Menurut Meera, ketika orang memiliki kekuatan kritis yang tinggi, maka mereka tidak mudah marah. Hal ini sangat penting, terutama menjelang momen-momen penting seperti pilkada.
“Kita tahu, menjelang pilkada, pada pemilu presiden lalu, banyak sekali postingan atau berita yang provokatif. Maka dari itu, mari kita semua tingkatkan daya kritis kita, periksa diri kita sendiri dan jangan mudah tersinggung,” ujarnya.