jahangircircle.org, NUSA DUA – Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re, mengikuti pertemuan Indonesia ke-28 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Acara ini merupakan platform strategis untuk pertemuan para pelaku Asuransi Umum dunia dan pelaku Industri Asuransi, serta membahas perkembangan terkini industri asuransi dan membangun kemitraan yang kuat.
Direktur Teknis Operasional Indonesia Re, Delil Khairat
Mengungkap peran strategis Indonesia Re dalam mendukung acara tersebut, dan rencana bisnis perusahaan pada tahun 2025 dengan menjadi tuan rumah Indonesia Re Hospitality Suite selama dua hari penuh sebagai bagian dari rangkaian Indonesia Rendezvous 2024 ke-28.
“Penyelenggaraan Hospitality Suite in Indonesia Rendezvous tidak hanya sekedar pertukaran informasi satu arah, namun menyediakan forum dan rangkaian komunikasi dengan pelanggan kami. Hal ini sangat penting bagi kami untuk kebijakan yang lebih baik di seluruh industri pada tahun 2025. perkenalkan,” kata Delil.
Kehadiran rangkaian perhotelan Indonesia Re di Indonesia Rendezvous berfungsi sebagai platform komunikasi yang efektif bagi Indonesia Re untuk meninjau kebijakan yang diterapkan selama satu tahun, dan memperkenalkan rencana strategis untuk tahun berikutnya.
Salah satu pertimbangan utama kehadiran suite perhotelan di Indonesia adalah konektivitas
Memberikan informasi terkini dan pembahasan proses perpanjangan kontrak tahun 2025. Deil juga menyoroti pengalaman masa pandemi Covid-19 yang berdampak pada lingkungan bisnis Indonesia Re, dimana kekuasaan yang diberikan kepada perusahaan asuransi sangat besar dibandingkan retensi yang dimiliki.
“Hal ini menyebabkan adanya ketidakseimbangan dalam pembagian risiko. Oleh karena itu, mulai tahun 2023 kami mulai melakukan penyesuaian kontrak untuk memastikan keseimbangan antara kekuatan perusahaan asuransi dan pemeliharaan,” ujarnya.
Dengan revisi kebijakan ini, Indonesia Re juga telah menerapkan pelaporan komprehensif mengenai cakupan perusahaan asuransi dan pembatasan asuransi bersama untuk mengelola akumulasi risiko dengan lebih baik.
“Kami telah belajar banyak dari pandemi ini dan siap menerapkan kebijakan yang lebih ketat untuk memastikan stabilitas di tahun-tahun mendatang.”
“Pada tahun 2024, kami telah melakukan perubahan penting pada kontrak, seperti restrukturisasi, penyesuaian harga dan peningkatan manajemen akumulasi risiko. Pada tahun 2025, kami berencana untuk melanjutkan perbaikan ini dengan fokus pada pemeliharaan yang baik, peningkatan harga lebih lanjut, dan pengurangan jumlah panel asuransi kolektif dan kebijaksanaan dalam Kami juga akan terus meningkatkan efektivitas manajemen kontrak, termasuk meningkatkan proses pelaporan dan klaim.
Properti, kendaraan bermotor dan kredit merupakan tiga lini bisnis terbesar dalam industri asuransi umum di Indonesia. Meski demikian, Indonesia Re melihat pertumbuhan besar pada kontrak dan bisnis terpilih masih didominasi oleh industri real estate. Tidak banyak premi asuransi mobil yang masuk ke reasuransi ketika nilai asuransi terlalu kecil untuk ditahan oleh perusahaan asuransi.
Saat ini industri asuransi berpotensi menerima pembayaran reasuransi dalam jumlah besar setelah terbitnya POJK No. . aturan. Sangat penting untuk tidak terjerumus ke dalam perangkap yang sama karena ketidakjelasan manajemen risiko di masa lalu.
Kekhawatiran Indonesia Re terhadap asuransi kredit adalah pentingnya pengurangan jangka waktu asuransi atau batasan kontrak tahunan, penguatan pengaturan kepatuhan, penyesuaian kontrak sesuai jenis kredit atau pembiayaan dan transparansi yang tinggi.
Untuk memperluas bisnis pada tahun 2025, Indonesia Re akan terus meningkatkan portofolionya dan memperluas manajemen yang efektif. Salah satu langkah utamanya adalah memperkuat penggunaan platform digital RIU Connect yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2025.
“Dengan RIU Connect, seluruh proses bisnis terintegrasi secara digital, disederhanakan
Kesalahan manual, dan meningkatkan efisiensi,” kata Delil.
Saat ini, 20 perusahaan asuransi umum telah menandatangani perjanjian untuk berpartisipasi dalam platform ini, dan negosiasi serta implementasi penuh diharapkan dapat dilakukan pada awal tahun 2025.