jahangircircle.org, BAKU — Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Tbk Julfi Hadi angkat bicara soal besarnya potensi panas bumi di Indonesia. Pengembangan energi panas bumi sangat penting bagi perusahaan dan upaya transisi energi.
Dari Ketergantungan yang Lebih Besar pada Fosil ke Energi Baru yang Berkelanjutan. Sayangnya, EBT atau dalam hal ini potensi panas bumi yang dimanfaatkan hanya sedikit. Sudah menjadi konsensus berbagai pihak, khususnya PGE, untuk terus melakukan akselerasi. Cadangan panas bumi Indonesia sekitar 24 gigawatt atau 40 persen cadangan dunia.
“Jika kita mengembangkan setengah dari cadangan ini saja, Indonesia bisa menjadi hub energi hijau utama di dunia,” kata Julfi saat diskusi panel di paviliun Indonesia pada Conference of the Parties (COP) ke-29 di Baku, Azerbaijan, pada Rabu. (13). Berbaris). /11/2024).
Angka dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa negara saat ini hanya memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 2.597 megawatt atau 2,5 GW. Untuk mengembangkan potensi tersebut diperlukan percepatan.
Apalagi kampanye transisi energi terus terdengar baik di tingkat nasional maupun global. Indonesia sendiri mempunyai tujuan yang besar. Apalagi jika emisi net zero tidak tercapai pada tahun 2060. atau lebih awal.
“Jika kita terus mengembangkan energi panas bumi, kita akan berhasil mencapai transisi energi. Artinya, energi panas bumi saat ini merupakan satu-satunya energi terbarukan yang bisa dikembangkan dan harus kita akselerasi sekarang hingga mencapai net zero pada tahun 2060,” kata Julfi.
Selain itu, yang sama pentingnya adalah pengembangan energi panas bumi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB. Dia mengulangi pernyataannya di atas. Jika hanya setengah dari kapasitas panas bumi Indonesia yang dioptimalkan, termasuk pengolahan dan produk sampingannya, maka pertumbuhan signifikan dapat dicapai.
Percepatan pengembangan panas bumi, lanjut Jufli, terjadi secara sinergis dengan upaya mencapai swasembada energi. Pada saat yang sama, tujuan lain juga dikejar. Hal ini disebabkan adanya harapan tercapainya pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen.
“Potensi 24 GW sangat besar. Dia ada dimana-mana di negara ini. Yang paling penting adalah (perkembangannya) masuk akal secara ekonomi. Dengan demikian, kami menjamin energi panas bumi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen,” kata CEO Officer PGE.
Seperti disebutkan, sumber daya industri dan produk sampingannya dapat mendukung hal ini. Bukan hanya dari sisi ekonomi atau transisi energi. “Intinya saat ini geopolitik dunia sedang berkonflik. Mendapatkan ketahanan energi itu sangat penting. Adanya energi panas bumi akan memberikan kita ketahanan energi. Jadi ketiga persoalan itu rumit,” kata Julfi.
Dalam hal ini, PGE juga menjalin kerja sama dengan PT PLN (Persero) Tbk. Jika mereka membangun jaringan super yang menghubungkan lima pulau utama, Indonesia akan memiliki ketahanan energi yang lebih baik.