jahangircircle.org, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Pupuk Indonesia telah melakukan terobosan dengan memanfaatkan teknologi pertanian.
“Penggunaan teknologi pertanian presisi PreciX dalam meningkatkan produktivitas pertanian padi kembali berhasil. Hasil positif ini terlihat pada operasional PreciX Research Harvest – AgroSolution di Desa Sukamandi, Kecamatan, Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat”, ungkapnya. SVP Indonesia. Balai Penelitian Pupuk (IFRI) Pupuk Indonesia Gita Bina Nugraha di Jakarta, Jumat (25/10/2024) dalam keterangan tertulisnya.
Geetha mengatakan, demplot di Sukhamandi tersebar di lahan seluas 11,68 hektare. Geetha mengatakan teknologi pertanian presisi telah meningkatkan hasil panen hingga 5,6 ton per hektar.
“Tujuan utama dari teknologi pertanian presisi ini adalah untuk mendukung rencana pemerintah dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan di Indonesia,” kata Keita.
Dengan menerapkan pertanian presisi dalam proyek AgroSolution Gita, Bubuk Indonesia bertujuan untuk meningkatkan hasil panen sekaligus bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan. Melalui kegiatan Gita Bubuk Indonesia ini tidak hanya memaksimalkan nilai tambah dengan meningkatkan hasil panen, namun juga memberikan pendapatan bagi para petani.
“AcroSolution adalah agroekosistem top-down yang mencakup bank, perusahaan asuransi, dan pembeli,” lanjut Geetha.
Alhasil, Geetha memastikan pendapatan petani juga meningkat sekitar 11 persen. Dengan teknologi dan kolaborasi ini, tambah Geetha, petani tidak hanya akan memperoleh hasil yang lebih tinggi tetapi juga memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Geeta menjelaskan PreciX merupakan teknologi yang dikembangkan untuk mendeteksi kandungan atau status unsur hara N, P dan K pada tanaman padi. Teknologi dengan menggunakan drone dapat memberikan saran pemupukan dengan cepat dan akurat.
“Ketika diterapkan, teknologi ini akan mendukung layanan Soil Testing Car (MUT), yang juga tersedia dengan Magmoore/AgroSolution Cultivation Assistance. PreciX mendeteksi kebutuhan nutrisi tanaman, sedangkan MUT mendeteksi nutrisi di dalam tanah,” tambah Geeta.
Bubuk Indonesia menggunakan teknologi pertanian presisi untuk memetakan 592 hektar lahan di Sukamandi, kata Keeta. Geeta memaparkan rekomendasi pupuk yang diberikan adalah NPK 373 kg, urea 189,61 kg, dan KCl 64,53 kg per hektar.
“Sebagai perbandingan, petani sebelumnya menggunakan pupuk NPK 300 kg, urea 200 kg, dan KCl 100 kg,” tambah Geeta.
Keita mengatakan pengembangan teknologi pertanian presisi dimulai di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Eric Tohir, dimana unit penelitian Kelompok Pangan dan Pupuk dapat berkolaborasi, yang dituangkan dalam Lembaga Penelitian Pangan dan Pupuk Indonesia (IFFRI). Anggotanya adalah IFRI Pupuk Indonesia, Balai Penelitian Pangan RNI (RFRI) dan Balai Penelitian Pangan Bulog (BFRI).
Gita mengatakan Bubuk Indonesia Group telah melakukan penelitian pertanian presisi dengan menggunakan bahan baku berbeda di berbagai lokasi di Indonesia. Terdapat 46 titik penyajian (template) yang tersebar di 12 provinsi dengan bahan baku seperti beras, kelapa sawit, tebu, dan jagung.
Berdasarkan survei keseluruhan Gita, Bubuk Indonesia telah melakukan demplot pertanian presisi pada lahan seluas 8.265 hektar dan melakukan pemetaan pada lahan seluas 252.647 hektar. Hasil penelitian ini meningkatkan produktivitas sekitar 13,5 persen.
“Harapannya, sistem tanam ini dapat digunakan secara berkelanjutan. Selain mencapai produktivitas pertanian, negara ini juga dapat mendukung hasil pertanian berkelanjutan tidak hanya untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi mendatang,” kata Geeta.