jahangircircle.org, JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak Badan Informasi Geospasial (BIG) turut serta dalam swasembada pangan. Program tersebut dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Menurut Wamentan, informasi daerah sangat berguna bagi para petani tanaman. Terutama bagaimana para petani ini mendapatkan pupuk bersubsidi. Subsidi mungkin sesuai dengan informasi setempat.
“Data spasial sangat berguna dan menjadi bagian dari solusi petani seperti pupuk dan produktivitas pertanian,” kata Sudaryono saat mengunjungi staf Lembaga Informasi Lokal (BIG) di Kementerian Pertanian. Pengumuman itu disampaikan dalam keterangan resmi pekan ini, Sabtu (26/10/2024).
Wamenhub menjelaskan, informasi spasial merupakan bagian penting dari program yang sedang dilaksanakan. Selain digitalisasi dan mekanisasi, data SLA juga diperlukan untuk memantau dan mengevaluasi berbagai program.
“Ini rencana program kita untuk digitalisasi, terutama untuk monitoring, harus modern juga. Kalau kita bicara visi, jelas, kerjanya juga jelas, programnya bagus dan yang terpenting semua visi program monitoring dan misi karena kami akan menjadi solusi bagi semua kalangan,” ujarnya.
Sudaryono ingin Kementerian Pertanian dan BIG menyelesaikan berbagai permasalahan petani. Oleh karena itu, data dan hasil observasi sangat diperlukan. “Kita perlu melakukan sesuatu dengan teknologi yang bisa menjadi solusi dan memberikan solusi yang tepat bagi banyak orang,” ujar pria yang akrab disapa Mass Dar ini.
Ketua BIG Muh Aris Marfai mengaku siap mengikuti berbagai arahan Wakil Menteri Pertanian untuk mencapai swasembada pangan dalam jangka pendek. Program ini merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo.
“Jadi untuk swasembada pangan tentu perlu memikirkan intensifikasi lahan pertanian, salah satunya adalah akuisisi lahan pertanian baru. Di sinilah pentingnya informasi lokal untuk mengetahui potensi lahan pertanian,” kata Aris. .
BIG, jelasnya, memberikan analisis terhadap besarnya potensi masyarakat Indonesia, khususnya di bidang pertanian. “Kami telah memberikan analisis spasial untuk membantu mengetahui potensi sawah yang bisa diairi atau dijadikan sumber air. Selain itu, data spasial juga diolah,” kata Aris.