jahangircircle.org, JAKARTA – Meski situasi perekonomian Indonesia saat ini dinilai masih baik dan stabil, pemerintahan baru yang dipimpin Presiden Prabowo Subanto diharapkan mampu merumuskan langkah-langkah strategis untuk menjawab sejumlah tantangan perekonomian. Teguh Dartanto, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ekonom Universitas Faiz Indonesia (FEB UI) mengatakan hal tersebut terkait situasi perekonomian dalam negeri saat ini dengan pergantian pemerintahan Presiden ketujuh Republik Indonesia Joko. Widodo, hingga Prabowo Subanto, Presiden ke-8 RI.
“Perekonomian Indonesia saat ini bagus dan stabil, namun kita harus mulai meningkatkan kewaspadaan. Kita harus bersiap menghadapi dampak inflasi lima bulan berturut-turut, menyusutnya kelas menengah, serta meningkatnya PHK,” ujarnya, Selasa. (22/10/2024).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi akan mencapai 0,12 persen pada September 2024, yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat sedang tertekan. “Kita melihat angka yang mengejutkan – jumlah penduduk kelas menengah turun dari 21,4 persen pada tahun 2019 menjadi 17,1 persen pada tahun 2024. Ini merupakan perkiraan yang mengkhawatirkan,” tambah Teguh.
Penghematan juga merupakan masalah yang signifikan karena sekitar 53.993 pekerja telah diberhentikan pada bulan Oktober 2024, terutama di sektor manufaktur. Kebijakan jangka pendek seperti menangguhkan penerapan pajak pertambahan nilai sebesar 12 persen dan memberikan bantuan sosial kepada kelas menengah yang terkena dampak pengecualian tersebut sangat diperlukan.
Di sisi lain, kondisi pasar keuangan Indonesia relatif stabil. Inflasi relatif rendah dan nilai tukar rupee lebih baik dibandingkan banyak negara Asia lainnya. Meski demikian, Taegu mengingatkan kondisi global juga mempunyai pengaruh.
“Konflik geopolitik seperti ketegangan Rusia dan Ukraina, serta permasalahan di Timur Tengah dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian kita,” ujarnya.
Ia menekankan untuk menjaga optimisme masyarakat dan kelancaran transisi. Pemerintahan baru harus berkomunikasi secara efektif dengan seluruh pemangku kepentingan.
Dia berkata, “Untuk menanamkan kepercayaan, penting untuk mengkomunikasikan pembangunan ekonomi dengan benar.”
Teguh mengusulkan kepada pemerintah untuk memastikan data keuangan akurat. Sebab, kepala daerah yang memanipulasi data inflasi terlalu berisiko dalam mengambil keputusan.
“Kita perlu menghukum daerah yang melakukan ini,” tambahnya.