jahangircircle.org, JAKARTA – Aktris kenamaan Ellen DeGeneres (66) meninggalkan Amerika Serikat. DeGeneres dikabarkan pindah ke Cotswolds di selatan Inggris, sekitar dua jam dari London. Rumah mereka di Montecito, California dijual.
Melansir NBC News, Jumat (22/11/2024), langkah DeGeneres merupakan salah satu cara mengungkapkan keprihatinan atas terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS. Bintang TV itu secara terbuka mendukung pencalonan Kamala Harris melalui Instagram pada bulan Agustus.
“Tidak ada orang yang sekuat wanita, dan waktunya telah tiba. “Saya tidak sabar menunggu Kamala Harris menjadi presiden kita berikutnya,” kata DeGeneres saat itu.
Ia juga dikenal vokal dalam kritiknya terhadap Trump. Misalnya, pada tahun 2017 ia mengaku tidak akan mengajak politisi Partai Republik dalam kampanyenya.
“Saya tidak akan mengubah pikirannya. Itu bertentangan dengan semua yang saya perjuangkan. “Kita harus belajar menerima orang lain yang berbeda dengan kita dan memberikan mereka hak yang sama,” ujarnya dalam ucapannya saat itu.
Harris sendiri muncul di acara Ellen DeGeneres selama masa jabatannya sebagai presiden. Dalam salah satu episode, dia bercanda tentang terjebak di lift bersama Trump.
“Jika Anda harus satu lift bersama Presiden Trump, Mike Pence, atau Jeff Sessions, siapa yang akan Anda pilih?” tanya DeGeneres.
Bisakah salah satu dari kita menghidupkannya kembali? Jawab Haris sambil tersenyum.
Video tersebut mendapat lebih banyak perhatian setelah beberapa upaya untuk membunuh Trump pada musim panas ini, sehingga memicu kemarahan dari kaum konservatif. Di sisi lain, banyak sahabatnya, termasuk Elon Musk, yang meragukan alasan Ellen Degeneres pindah ke Inggris karena Trump. Musk dan rekan-rekannya berspekulasi bahwa tindakan pembawa acara TV itu terkait dengan kasus rapper Sean ‘Diddy’ Combs, yang juga dikenal sebagai P Diddy.
Dalam cuitannya, Musk menambahkan sentimen negatif tanpa mengatakannya.
Kaitan DeGeneres dengan cerita Diddy mengemuka di media sosial setelah terlihat seorang tamu menghadiri acara di pesta tersebut, namun saat ini belum ada indikasi adanya aktivitas ilegal.