JAHANGIR CIRCLE FGD Kementan: Perluasan Lahan Sawah Prioritas Capai Kedaulatan Pangan Nasional
jahangircircle.org, Jakarta – Masalah kekurangan pangan di dunia masih menjadi perhatian, dimana lebih dari 59 negara menghadapi ancaman pasokan pangan. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) memperkirakan bahwa kelaparan akan meningkat di masa depan, sebagai akibat dari kekurangan pangan, perubahan iklim, dan konflik internasional seperti perang di Rusia, Ukraina, dan Timur Tengah. . Krisis Timur pun terjadi.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Indonesia dengan jumlah penduduk 281,6 juta jiwa harus meningkatkan kapasitas produksi pangan khususnya beras. Dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% per tahun, Indonesia diperkirakan akan mencapai 309,8 juta jiwa pada tahun 2033.
Namun informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi padi mengalami penurunan sebesar 90.000-100.000 hektar per tahun akibat konversi lahan sehingga menurunkan kapasitas produksi pangan negara. Pada tahun 2022, produksi beras hanya mencapai 32,07 juta ton, sedangkan konsumsi pangan mencapai 35,3 juta ton sehingga terjadi penurunan sebesar 3,23 juta ton.
Sehubungan dengan itu, pemerintah berencana meningkatkan budidaya padi melalui Program Tanam Padi yang ditargetkan menghasilkan 3 juta hektar pada tahun 2025-2027. Program ini diharapkan menjadi solusi swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai keranjang pangan dunia.
Daerah yang diprioritaskan perluasan areal tanam padi adalah Meruki dan Kalimantan Tengah (masing-masing 1 juta hektar), Kalimantan Selatan (500 ribu hektar), dan Sumatera Selatan (250 ribu hektar), sedangkan sisanya 250 tersebar di ribuan hektar. . Banyak provinsi lainnya.
“Perluasan beras merupakan bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan negara,” kata Hassanin Ph.D., Ketua Komite Pengembangan Sawah Kementerian Pertanian, pada Focus Group Discussion (FGD) di Bogor, (7/10/2024 ) ). Menurut dia, rencana perluasan sektor tersebut sebaiknya dimulai dari sekarang agar program terlaksana sesuai rencana.
FGD ini dihadiri oleh Prof. Dr. Bodi Mulyanto, M.Sc, Guru Besar Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor menjelaskan, luas lahan pangan per kapita di Indonesia hanya 0,026 hektar, lebih sedikit dibandingkan Amerika Serikat yang mencapai 0,5 hektar per kapita. Budi menegaskan, perluasan lahan pangan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan negara, meski menghadapi tantangan seperti lahan produksi pangan berkelanjutan (LP2B) dalam sistem perencanaan wilayah (RTRW).
Selain Dr. Basuki Sumawinata, mantan dosen Departemen Ilmu Tanah IPB, menekankan pentingnya pengelolaan lahan basah untuk meningkatkan produksi padi. Pengelolaan yang baik, termasuk pengelolaan air dan teknologi pertanian, sangat penting agar lahan basah dapat berperan penting dalam mendukung produksi pangan di Indonesia.
Pemerintah juga menekankan pentingnya desentralisasi sumber daya pangan dan penetapan Kawasan Produksi Pangan Nasional (TNKS) sebagai langkah strategis untuk mengatasi tantangan produksi pangan di masa depan.