jahangircircle.org, JAKARTA – Sindrom ovarium polikistik (PCOS), kelainan hormonal yang biasa menyerang wanita berusia lanjut, lebih sering terjadi pada remaja. Prevalensi PCOS pada remaja diduga berkaitan dengan sejumlah faktor risiko, terutama obesitas, gangguan menstruasi, dan resistensi insulin.
PCOS adalah suatu kondisi kompleks yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon. Gangguan ini memiliki gejala yang beragam, antara lain siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut wajah dan tubuh yang berlebihan, jerawat, dan kista ovarium. PCOS lebih sering terjadi pada remaja, terutama mereka yang mengalami obesitas, gangguan menstruasi, dan resistensi insulin.
Konsultan Fertilitas dan Dokter Kandungan RSCM Dr Mila Maidarti, SpOG, mengimbau para orang tua untuk lebih mewaspadai gejala awal yang bisa memicu PCOS, terutama pada remaja putri. Salah satu gejala obesitas adalah obesitas, terutama jika disertai dengan resistensi insulin yang bermanifestasi sebagai bintik hitam di bagian belakang leher atau disebut acanthosis nigricans.
Pada Rabu (10 Oktober 2024), seorang dokter sekaligus dosen sebuah universitas di Indonesia mengatakan, “Jika seorang remaja mengalami kenaikan berat badan dan menstruasinya tidak teratur, sebaiknya segera periksakan ke dokter.”
Dr Mila menjelaskan, PCOS biasanya terjadi pada remaja berusia 10 tahun. Namun, kata dia, mendiagnosis PCOS pada remaja tidaklah mudah, karena siklus menstruasi masih dalam tahap perkembangan, apalagi pada remaja, menstruasi tidak langsung normal sehingga orang tua belum memahami apakah normal atau dini. Gejala PCOS.
Gejala lain yang harus diwaspadai antara lain jerawat berlebih, pertumbuhan rambut tidak normal, siklus menstruasi tidak teratur, dan obesitas. “Jika seorang anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, terutama jika ia mengalami obesitas atau mengalami resistensi insulin, sebaiknya segera terapkan pola makan dan gaya hidup sehat untuk mencegah PCOS berkembang hingga dewasa,” kata dr Mila.
Pandemi Covid-19 diyakini menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan prevalensi PCOS, terutama pada gaya hidup sedentary selama pembatasan sosial. Selama pandemi, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, belajar jarak jauh, dan makan lebih banyak dengan lebih sedikit aktivitas fisik, sehingga menyebabkan penambahan berat badan dan, pada gilirannya, meningkatkan kasus PCOS. Dr Mila mengingatkan remaja akan pentingnya pola makan sehat, terutama karena tingginya kadar gula dan lemak pada makanan olahan dapat menyebabkan obesitas dan resistensi insulin yang merupakan salah satu penyebab utama PCOS.