jahangircircle.org, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, pada 2026-2027, Indonesia akan mengalami surplus gas. Saat itu, sumur-sumur yang ada akan berproduksi.
Namun, masih ada permasalahan yang perlu diselesaikan. Hal ini terkait dengan LPG. Bahlil menjelaskan, konsumsi LPG nasional mencapai delapan juta ton per tahun. Saat ini kapasitas produksinya hanya 1,7 juta ton per tahun.
“Sisanya masih impor. Jadi, untuk mengurangi impor gas kita, mau tidak mau kita dorong hilirisasinya dengan membangun industri LPG,” kata pria kelahiran Maluku Tengah ini, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. , Rabu (9/10/2024).
Propana (C3) dan butana (C4) merupakan bahan baku gas khusus untuk liquefied petroleum gas (LPG). Dari sumber daya yang ada, menurut Bahlil, ada potensi tambahan produksi dalam negeri sebesar 1,8 juta ton. Dengan demikian, hilirisasi dapat meningkatkan kapasitas produksi LPG menjadi 3,6-3,7 juta ton per tahun.
Itu tidak berhenti di situ. Dibutuhkan satu kemenangan lagi. Hal ini mempertimbangkan tingginya permintaan nasional. Dikatakannya, cara yang dilakukan adalah dengan terus mendorong pengembangan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (Jargas).
“Jaringan gas kita masih sangat minim. Di Jabar baru 4 persen. Di Jateng hanya 2-3 persen. Di Jatim cukup bagus, hampir 6 persen. Jadi ke depan kita akan lakukan program jaringan gas. kata Bahlil.
Pemerintah baru saja meresmikan pembangunan awal atau pengelasan pertama (first las) pipa Sisem tahap 2 pada Senin (30/09/2024). Peresmiannya dilakukan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Proyek pipa transmisi gas bumi Sirebon-Semarang (SISEM) tahap II sepanjang 245 kilometer (km) meliputi ruas Batang – Sirebon – Kandang Haur Timur. Proyek tersebut bernilai Rp 2,7 triliun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). APBN) Kontrak Tahun Jamak (Multi Year) 2024-2026.
Proyek tersebut merupakan kelanjutan dari Sisem Tahap I senilai Rp1,17 triliun yang akan selesai dan beroperasi pada tahun 2023. Pipa Sisem Tahap I meliputi ruas Semarang-Batang. Proyek Pipa Transmisi Gas Cisem merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kalau di Jatim gasnya lebih banyak, tapi karena tidak ada pipa penghubung, jadi tidak bisa. Kalau pakai mobil, harganya mahal. Itu yang saya sampaikan kemarin ke DPR, kalau ada kementerian yang bisa. Tak mau mendukung pipa gas, pihaknya bagian dari “pro-importir. Jadi menakutkan sekali,” kata Bahlil.
Dia menegaskan masyarakat akan menikmati jaringan gas tersebut. Harga terjangkau, otomatis daya beli mereka meningkat.