jahangircircle.org, JAKARTA – Para ilmuwan berupaya mengungkap misteri bulan-bulan Uranus yang mungkin memiliki lautan luas yang tersembunyi di bawah lapisan es tebal. Penelitian baru dari University of Texas menggunakan metode komputasi modern untuk mendeteksi tanda-tanda keberadaan air, yang merupakan komponen penting kehidupan.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, metode ini memanfaatkan osilasi kecil bulan-bulan Uranus saat berputar. Fenomena ini bisa mengungkap ada atau tidaknya lautan cair di bawah Bulan.
Ilmuwan planet Doug Hemingway, yang menciptakan model baru tersebut, dilansir Study Finds, Kamis (28/11/2024), mengatakan: “Penemuan lautan air cair di dalam bulan-bulan Uranus akan mengubah pemikiran kita tentang berbagai kemungkinan posisi, mengubah siapa yang memiliki kehidupan.”
Hemingway menjelaskan, bulan tidak sepenuhnya padat, tapi juga bergetar. Ibarat balon yang diisi air, pola pergerakannya akan berbeda dengan bola padat. Selain itu, bulan yang memiliki lautan akan bergetar lebih keras dibandingkan bulan yang sepenuhnya padat.
Dengan menganalisis pergerakan mikroskopis ini, peneliti dapat memperkirakan ukuran dan kedalaman potensi lautan. Misalnya, mereka menghitung bahwa jika bulan Uranus, Ariel, hanya bergoyang sejauh 300 kaki selama orbitnya, kemungkinan besar lautan sedalam 100 mil akan dilindungi oleh lapisan es setebal 20 mil.
Teknik ini tidak sepenuhnya baru. Para ilmuwan sebelumnya telah menggunakan pendekatan serupa untuk memastikan bahwa bulan Saturnus, Enceladus, memiliki lautan global. Sekarang mereka menerapkan metode ini pada bulan-bulan Uranus, yang sangat menarik karena mereka termasuk dalam kelas planet yang disebut raksasa es. Diyakini ada lebih banyak planet di galaksi daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Potensi konsekuensinya sangat besar. Jika bulan-bulan Uranus mengandung air cair, itu berarti bahwa dunia dengan lautan tersembunyi serupa mungkin lebih banyak ditemukan di alam semesta daripada yang kita pahami saat ini. Setiap lautan baru membuka peluang untuk menemukan kehidupan di luar Bumi, sekaligus memperluas pemahaman kita tentang alam semesta.
NASA saat ini sedang dalam tahap awal perencanaan misi ke Uranus, dan penelitian ini akan membantu perencana misi menyempurnakan pendekatan mereka. Dengan menyediakan model prediktif untuk deteksi lautan, tim Universitas Texas pada dasarnya telah menciptakan alat yang ampuh untuk memaksimalkan potensi ilmiah misi tersebut.
“Ini bisa menjadi perbedaan antara melihat lautan atau mengetahui bahwa kita tidak memiliki kemampuan saat sampai di sana,” kata Krista Soderlund, seorang profesor peneliti yang terlibat dalam konsep misi NASA.