jahangircircle.org, JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) memaparkan beberapa strategi penting untuk mengatasi permasalahan gangguan pasokan energi, seperti perkembangan teknologi hingga krisis dunia. Penjelasan tersebut disampaikan CEO PIS Yoki Firnandi pada Abu Dhabi International Petroleum Exhibition & Conference (ADIPEC) 2024 yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pekan lalu.
Ia menjelaskan, saat ini industri pelayaran menghadapi tiga permasalahan besar. Di antaranya konflik teritorial akibat perang di Ukraina dan Timur Tengah, perang antara AS dan Tiongkok, serta dampak perubahan iklim. Sebagai perusahaan yang bergerak di industri kelautan, PIS sangat memahami sisi negatif dari tekanan-tekanan tersebut.
“Kami merasa perlu untuk terus melakukan perubahan dalam menghadapi krisis ini,” ujar Yoki yang menjadi pembicara pada konferensi CEO ADIPEC bertajuk “Angin Perubahan di Pasar Global dan Peran Pelayaran untuk Stabilitas Ekonomi,” kata pihak tersebut. keterangan PIS Jumat (15/11/2024).
Stres akibat agresi militer Rusia berdampak besar pada pasokan energi dunia. Sebagai tanggapan, negara-negara UE menggunakan undang-undang tersebut untuk menghentikan pergerakan kapal Rusia. Undang-undang ini sangat berdampak pada pengoperasian kapal hantu, yaitu kapal yang beroperasi dengan mematikan AIS (Automatic Identification System) sehingga menyulitkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi dan memeriksa keberadaan kapal tersebut. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko kecelakaan air di seluruh dunia.
“PIS secara berkala melakukan berbagai verifikasi untuk memastikan bahwa kami mengetahui secara pasti sejarah kapal yang kami sewa dari pihak kami. PIS juga terus memantau potensi “potensi risiko dan mengurangi langkah-langkah yang harus diambil untuk menghindari hal-hal buruk,” kata Yoki, menambahkan. .
Guna menghadapi persaingan yang semakin ketat, Yoki menjelaskan bahwa PIS telah melakukan digitalisasi dan penggunaan berbagai teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan pemantauan kapal PIS secara real-time dan akurat ketika berlayar di daerah rentan.
PIS juga mempromosikan berbagai cara dalam melakukan sesuatu, terutama di negara-negara Afrika dan Eropa. Untuk mendukung upaya tersebut, PIS saat ini memiliki tiga kantor perwakilan di Singapura (PIS Asia Pasifik), Dubai (PIS Timur Tengah) dan London (PIS Eropa). Lokalisasi kantor kami atas nama titik-titik penting diharapkan dapat meningkatkan komunikasi dan saluran internasional PIS. Sekadar informasi, PIS baru saja membuka jalur baru menuju negara-negara Baltik. Hingga saat ini, PIS telah berlayar di 65 rute di seluruh dunia.
Selain mendiversifikasi rute, PIS juga meningkatkan presentasi angkutan ramah lingkungan di seluruh operasinya. Faktanya, PIS fokus menggalang dana dalam bisnis ramah lingkungan sebesar 34 persen dari total pendapatan perusahaan. Strategi PIS untuk mendorong partisipasi ekonomi hijau adalah melalui industri gas hijau, seperti LNG, LPG dan Amonia.
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, PIS bertujuan untuk menurunkan tingkat CO2 yang dihasilkan oleh operasional perusahaan hingga 32 persen pada tahun 2034. Untuk mendorong tercapainya tujuan tersebut, Yoki mengatakan bahwa PIS telah banyak melakukan inovasi khususnya untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. mengurangi . produksi emisi karbon di seluruh area bisnisnya. Diantaranya adalah pengembangan teknologi hemat energi, pengembangan desain kapal ramah lingkungan, dan teknologi bahan bakar ganda yang meningkatkan efisiensi bahan bakar kapal sebanyak 30 persen.
Yoki menekankan pentingnya kerja sama kedua pihak dalam menghadapi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang berdampak negatif terhadap masa depan industri maritim. Di era konektivitas global yang berkelanjutan saat ini, PIS tidak dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Mereka melihat pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan, baik dari manajemen maupun pihak yang bekerja di industri, untuk duduk bersama dan bekerja sama mencari solusi permasalahan terbaik.
“Tidak hanya untuk masa depan industri pelayaran, tapi juga untuk kesehatan dunia,” ujar CEO PIS menutup sambutannya.