JAHANGIR NEWS KBank Nilai Prospek Industri Perbankan di Indonesia Kian Moncer, Ini Alasannya
jahangircircle.org, BANGKOK – Perusahaan perbankan asal Thailand yang kini melebarkan sayapnya di Indonesia, Kasikorn Bank atau KBank, tengah menjajaki potensi industri perbankan di Indonesia di masa depan. Alasannya beragam, mulai dari jumlah penduduk yang besar hingga kondisi stabilitas politik.
“Indonesia memiliki banyak keunggulan dalam hal jumlah penduduk, sumber daya negara, dan stabilitas politik. “Saya kira itu adalah hal-hal yang kita lihat dari potensi ekonominya,” ujar Senior Vice President Business Development and Partnerships KBank Kittichart Petithat pada rangkaian acara KBank Media Trip di KBRI untuk Kerajaan Thailand di Bangkok, Thailand. , pada Rabu (16/10/2024).
Secara tit-for-tat, Petithat mengkaji kepentingan utama KBank di Indonesia. Hal ini dikarenakan KBank memiliki infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang baik untuk mengembangkan industri perbankan, sehingga berpotensi untuk mengembangkan industri tersebut di Indonesia.
KBank diketahui telah mengakuisisi Bank Maspion yang berbasis di Jawa Timur. Pada tahun 2022, KBank akan menjadi pemilik mayoritas dengan kepemilikan sebesar 67,5 persen, dan pada tahun 2023, KBank akan menambah kepemilikan menjadi 84,55 persen. Kini posisi salah satu bank terbesar di Thailand ini semakin terlihat di Indonesia.
Petithat juga meyakini bahwa KBank dengan segala kekuatan dan pandangan positif Indonesia akan mendorong perkembangan sektor perbankan sehingga berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian.
“Kami melihat peluang, kami rasa kami belum bisa bersaing, kami ingin menjadi negara pertama dan mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan membekali kami dengan keahlian kami. “Kami terdepan dalam perbankan digital,” jelasnya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Thailand sekaligus Unescap Rachmat Budiman menjawab bahwa Indonesia memang memiliki potensi besar sebagai pasar perbankan, karena nilainya jauh lebih besar dibandingkan Thailand, yakni empat kali lipat. Jadi kebutuhannya ada.
“Karena jumlah penduduknya besar, permintaannya pun tinggi. Dan betapa amannya, kondisi politik di Indonesia (harus) terkonfirmasi, kata Rachmat.