jahangircircle.org, JAKARTA – Panel Ahli Belanja Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto mengatakan, jaminan sosial (jamsos) merupakan salah satu cara bagi para pekerja, khususnya yang masih produktif, untuk menjalani kehidupan yang layak di hari tua. Usia Pekerja harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan Jaminan Hari Tua (JHT), salah satu layanan jaminan sosial di bidang ketenagakerjaan, yang dapat digunakan apabila sudah tidak produktif lagi dalam hal pekerjaan dan penghasilan.
Kita menjalani siklus kehidupan mulai dari sekolah, sepulang sekolah, bekerja dan bekerja. Sepulang kerja jangan khawatir karena ada jaminan sosial, kata Sudarto dalam keterangan yang diterima di Jakarta (27/11). /2024).
Di sisi lain, Sudarto menyoroti tingkat partisipasi jaminan sosial yang saat ini masih rendah. Diketahui, pada Oktober 2024, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan mencapai total 40,82 juta orang, dimana jumlah pekerja formal dan informal sekitar 150 juta orang.
“Sebenarnya saat ini yang ikut jaminan pensiun ada sekitar 14 juta orang, dari 140-145 juta pekerja sekitar 16 juta orang ikut jaminan JHT. Itu yang jadi kekhawatiran kita, jangan sampai kita dan teman-teman. berarti bansos, membebani APBN,” ujarnya.
Sudarto juga mendorong tersedianya skema yang cocok untuk lebih memperluas atau memperluas kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.
Sementara itu, I Gede Dewa Karma Wisana, peneliti dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), juga menekankan pentingnya dividen atau penghasilan di hari tua.
“Kita sangat tertarik dengan siklus hidup demografi. Kita harus memikirkan dividen, menciptakan dividen dari bonus demografi yang ada,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, I Gede mendorong para pekerja yang masih produktif dan memiliki penghasilan untuk mempersiapkan jaminan pensiun melalui pendapatan investasi atau jaminan sosial JHT.
Sebab ketika memasuki masa tua, besarnya pengeluaran akan jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan, sehingga walaupun sudah tidak produktif lagi, bekal di hari tua akan sangat penting agar tetap dapat hidup layak dan berkecukupan.
Oleh karena itu, kami berencana menyusun strategi agar penduduk produktif saat ini tidak hanya memiliki pendapatan yang cukup dan hidup layak, tetapi juga mempersiapkan diri menghadapi hari tua. Sehingga konsumsinya tercukupi baik dari pendapatan yang dikumpulkannya maupun dari pendapatan investasi. mereka masih muda ketika itu,” kata I Gede.