CIRCLE NEWS Laki-Laki Juga Berisiko Kena Kanker Payudara, Kok Bisa? Dokter Jelaskan Penyebabnya
jahangircircle.org, JAKARTA — Kanker payudara kerap dikaitkan dengan kaum hawa. Namun kenyataannya, pria juga bisa terkena kanker payudara.
Meski jumlah kasusnya jauh lebih sedikit dibandingkan pada wanita, namun penting untuk dipahami bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang wanita. Dr Ngabila Salama yang merupakan seorang tenaga kesehatan mengatakan, laki-laki bisa terkena kanker payudara meski angka kejadiannya sangat rendah, sekitar satu persen.
Ngabila mengatakan, kanker pada pria biasanya disebabkan oleh hiperestrogenisme atau kelebihan hormon estrogen sehingga diberikan obat untuk mengurangi produksi hormon tersebut. Gejalanya sama dengan kanker payudara pada wanita dimana terjadi pembesaran payudara, payudara dan puting kencang, payudara berubah dan keluar cairan dari puting.
“Kelenjar getah bening membesar, terutama di lengan atau leher atau kena ini. Ada juga yang bau, kadang ada juga yang bau di area dada,” ujarnya, Jumat (10/11/2024).
Ia mengatakan, pengobatan kanker payudara pria sama saja, mulai dari pengecekan tingkat keparahannya dengan USG, mammogram, CT scan, atau MRI. Kemudian, kemoterapi, radioterapi, pembedahan dan pengangkatan sel tumor.
“Dan tentunya harus terus menjelajah. Karena pasien yang pernah mengidap tumor ganas atau kerusakan payudara sering kali kambuh atau tumornya kambuh lagi,” ujarnya.
Karena sifatnya yang tidak berlebihan, katanya, para penyintas kanker dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin, di mana mereka harus menjalani pemeriksaan lanjutan seperti USG atau mammogram setiap enam bulan sekali. Saat itu, ia menjelaskan, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum dan mematikan, dengan prevalensi sebesar 12 persen. Angka harapan hidup pasien kanker stadium 3 dan 4 hanya 10 persen.
Sedangkan kalau terdeteksi pada level 1 dan 2 justru sebaliknya. 80-90 persen bisa disembuhkan, ujarnya.
Angka harapan hidup juga lebih tinggi, katanya, dan biaya terapi tujuh kali lebih ekonomis jika terdeteksi sejak dini. Selain deteksi dini, kata dia, hal ini mengingatkan masyarakat untuk menghindari faktor risiko kanker payudara, seperti mengurangi paparan zat karsinogen, termasuk rokok, mikroplastik, bahan pengawet, dan bahan kimia.