jahangircircle.org, JAKARTA – Senator Federal Australia Lydia Thorpe menjadi perhatian publik pada Senin (21 Oktober 2024) ketika ia mengganggu resepsi parlemen Raja Charles III dan Ratu Camilla. Pria berusia 51 tahun ini dikenal karena aktivisme dan protesnya terhadap berbagai tujuan progresif dan hak-hak masyarakat adat.
Senator Thorpe dari Victoria meneriakkan “Kembalikan tanah kami”, “Persetan dengan koloni” dan “Kamu bukan rajaku” selama kunjungan keluarga kerajaan Inggris ke Gedung Parlemen Australia. Ia juga menuduh Kerajaan Inggris melakukan genosida terhadap masyarakat adat.
Dia segera dibawa keluar ruangan tempat para politisi dan pejabat lainnya berkumpul untuk mendengarkan pidato raja. Intervensi Thorpe juga menyerukan perjanjian dengan masyarakat Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres di Australia dan memprotes penjajahan negara tersebut oleh pemukim Inggris.
Ini adalah protes terbaru dan paling terkenal yang dilakukan oleh politisi populer tersebut, dan merupakan tanda lain dari aktivismenya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. Thorpe, penduduk asli suku Gannai, Gundtjamara dan Jabab Warang, lahir dari keluarga pribumi dan pekerja.
“Saya tidak punya pilihan selain terinspirasi oleh aktivis kulit hitam, perjuangan kulit hitam, dan komunitas saya,” kata Thorpe dalam wawancara tahun 2022, seperti dilansir The Guardian, Rabu (23 Oktober 2024). tentang hal itu”) melakukannya.