Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Hiburan

LSF: Masih Banyak Penonton tak Peduli Kategori Usia Saat Nonton Film di Bioskop

jahangircircle.org JAKARTA – Presiden Lembaga Pengawasan Film (LSF) Naswardi mengimbau masyarakat menerapkan self punishment jika ingin menonton film di bioskop. Menyalahkan diri sendiri ini dinilai penting untuk melindungi masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, dari pengaruh buruk dan tidak pantas dalam film tersebut.

“Mengapa budaya menyalahkan diri sendiri itu penting? Karena masih banyak penonton yang tidak memperdulikan kategori usia. Jadi masyarakat ini juga merupakan upaya kami untuk mengedukasi masyarakat agar menonton film sesuai usia.” Naswardi angkat bicara usai acara. acara sosialisasi otonom di XXI Plaza Senayan Jakarta pada Senin (18/11/2024).

LSF menetapkan empat kategori usia menonton film sesuai dengan UU Nomor 33 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2014. Kategori pertama adalah SU atau penonton segala usia. Film dan iklan Film berkode SU memiliki teks, gambar, adegan, subtitle yang tidak berbahaya dan memperkenalkan anak pada keberagaman, mengenali kenyataan dan imajinasi, dan bahkan meningkatkan keterampilan mereka dalam membedakan yang baik dan yang buruk.

Kategori kedua adalah 13+ atau penonton yang berusia 13 tahun ke atas. Film dan Iklan 13+ film berkode dengan caption, gambar, adegan, suara dan teks yang cocok untuk anak-anak yang sedang beranjak remaja.

Kategori ketiga adalah 17+ yang artinya judul dan adegan dalam cerita hanya cocok untuk penonton berusia 17 tahun ke atas. Kategori terakhir adalah 21+ yang artinya film ini hanya bisa ditonton oleh mereka yang berusia 21 tahun ke atas.

Naswardi mengakui penerapan klasifikasi usia ini masih menjadi tantangan di sektor ini. Oleh karena itu, LSF telah bermitra dengan industri film untuk mengkomunikasikan peringkat usia bagi penonton bioskop. Selain itu, LSF telah memasang maskot budaya yang mengutuk diri sendiri dan humor di bioskop, meskipun terdapat batasan usia yang ditentukan pada tiket film.

“Memang sering kita jumpai orang tua yang terlalu keras kepala ketika diminta untuk tidak mengajak anaknya menonton film dewasa, ada yang bilang: ‘Saya baru beli tiket dengan uang saya sendiri. Makanya menurut saya harus ada kesadaran di masyarakat, kata Naswardi.

Naswardi menekankan, praktik self monitoring sangat penting, terutama bagi anak-anak. “Psikologi anak masih dalam tahap awal sehingga mereka cenderung meniru dan terinspirasi dari apa yang dilihatnya,” kata Naswardi.

“Jika seorang anak masih berusia 7 tahun dan menonton film berusia 21 tahun ke atas, kontennya tentu tidak sesuai dengan psikologi perkembangan anak.” Makanya kami menerapkan promosi ini untuk melindungi, khususnya anak-anak yang rentan.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya pemerintahan mandiri, LSF mengadakan promosi di XXI Plaza Senayan pada Senin (18/11/2024). Acara tersebut menghadirkan ratusan mahasiswa dari 12 universitas dan pabrik Narasi Semesta.

“Bentuk sosialisasi yang ada saat ini merupakan model pengembangan yang biasa dilakukan LSF di kampus, sekolah, dan masyarakat. Mulai saat ini, kami akan mencoba menjalin kerja sama tripartit antara pengawas film dan bioskop. Tujuannya untuk memberikan manfaat bersama bagi terselenggaranya kegiatan sosialisasi ini,” kata Naswardi.

 

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *