Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Lifestyle

CIRCLE NEWS Neraca Dagang Surplus 53 Bulan, Kemenkeu: Bukti Daya Tahan Ekonomi

jahangircircle.org, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia tetap terjaga pendapatannya selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 hingga mencapai US$3,26 miliar pada September 2024. Kementerian Keuangan menyebut hal tersebut menunjukkan perekonomian Indonesia kuat di tengah ketidakpastian perekonomian global.

“Kelanjutan perubahan tambahan ini merupakan kabar baik, membuktikan ketangguhan perekonomian kita di tengah kelesuan perekonomian global. Hal ini juga mencerminkan perekonomian kita yang berharga menunjukkan hasil yang baik, tentunya ini menjadi modal yang baik untuk masa depan. ” ujarnya. Kepala Badan Kebijakan Keuangan Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi, Rabu (16/10/2024).

Menurut Febrio, aktivitas ekspor Indonesia sebesar US$22,08 pada September 2024 didukung kenaikan ekspor nonmigas sebesar 8,13 persen (y/y) pada September 2024, sehingga tekanan PMI manufaktur global masih menurun. menjadi 48,8. tahun/tahun). Pada saat yang sama, ekspor minyak dan gas mengalami penurunan.

Pertumbuhan ekspor nonmigas terutama didorong oleh besi dan baja, bahan bakar mineral, nikel dan produk turunannya, serta logam mulia dan emas atau batu. Secara sektoral, pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertanian sebesar 38,76 persen (yoy), disusul sektor pertambangan dan lainnya sebesar 9,03 persen (yoy), serta sektor industri pengolahan sebesar 7,11 persen (yoy).

Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang masih menjadi mitra dagang terbesar dengan kontribusi 43,57 persen ekspor nonmigas Indonesia. Total ekspor Januari-September 2024 senilai US$192,85 miliar.

Sementara impor pada September 2024 tercatat sebesar US$18,82, meningkat 8,55 persen (y/y). Pertumbuhan impor didorong oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 16,29 persen (y-o-y), sedangkan impor migas mengalami penurunan sebesar 24,04 persen (y-o-y). Pertumbuhan terbesar terjadi pada impor barang modal sebesar 18,44 persen (yoy), disusul impor barang sebesar 11,30 persen (yoy), dan impor bahan penolong sebesar 5,87 persen (yoy).

Sedangkan impor nonmigas yang paling banyak adalah plastik dan plastik, mesin atau peralatan mekanik, mesin atau peralatan listrik, yaitu sebesar 31,38 persen dari total impor nonmigas. Pada Januari hingga September 2024, impor Indonesia tercatat sebesar US$170,87 miliar.

Febrio mengatakan aktivitas dunia usaha Indonesia yang mengalami penguatan sejak September menjadi pertanda baik bagi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024. Kementerian Keuangan memperkirakan perekonomian Indonesia masih tumbuh lebih dari 5,0 persen pada kuartal ini. tantangan perekonomian global.

“Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekspor negara secara global dan menyiapkan langkah aktif dengan mendorong sumber daya alam di lapisan bawah, meningkatkan daya saing ekspor nasional, dan mendiversifikasi mitra dagang penting,” kata Febrio.

FYI, produktivitas perdagangan adalah syarat nilai output suatu negara lebih besar dibandingkan nilai barang yang diimpornya. Produktivitas dunia usaha tidak selalu berdampak positif terhadap kondisi perekonomian negara.

Produksi neraca perdagangan dapat memberikan dampak positif apabila dana yang dihasilkan dapat digunakan antara lain untuk melunasi utang, membiayai investasi baru, dan pembangunan negara.

Namun, surplus perdagangan juga dapat berdampak negatif jika pajak atau harga naik, pendapatan turun, mata uang negara berada di bawah tekanan, permintaan domestik rendah, dan impor turun karena resesi.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *