jahangircircle.org, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana pensiun Indonesia tumbuh baik, minimal 10 persen pada tahun 2024 dan 2025. Dengan demikian, kontribusi industri keuangan terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia terus meningkat.
OJK mencatat total aset pensiun per September 2024 atau triwulan III 2024 mencapai Rp1.500 miliar (US$95 miliar). Angka tersebut meningkat 10,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu/September 2023 sebesar Rp1.362 triliun ($86,4 miliar).
Artinya, dengan target kenaikan 10 persen pada tahun depan, total aset dana pensiun tahun 2025 ditargetkan mencapai Rp 1.650 triliun, setidaknya pada triwulan III tahun 2025.
“Sistem dana pensiun ini akan tumbuh secara formal dan sukarela. Dana pensiun kita harapkan tumbuh lagi sebesar 10 persen. Yang sekarang sekitar Rp 1.500 triliun, sehingga berikutnya (peningkatan aset pada tahun 2024 dan 2025) bisa kita capai. 10 persen,” kata Ketua Eksekutif Direktur Asuransi, Penjaminan dan Dana Pensiun, Ogi Prastomiyono, pada Komite Penasihat IOPS dan Rapat Umum Tahunan, dan Forum Global OECD/IOPS/OJK tentang Pensiun Swasta 2024 yang diselenggarakan di Bali, Selasa ( 19/11/2024).
Ogi menjelaskan, total aset dana pensiun sejauh ini sebesar Rp 1.500 triliun dengan kontribusi sekitar 5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Oleh karena itu, dia sepakat untuk melakukan upaya peningkatan kekuatan dana pensiun.
“Kalau dilihat kontribusinya hanya 5-6 persen terhadap PDB Indonesia. Dan ini perlu kita tingkatkan ke depan, karena perluasan pasar, dan pengelolaan risiko pemerintah, dan sistem keuangan serta implementasi standar internasional,” katanya.
Ogi berharap hedge fund mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pembiayaan perekonomian Indonesia. Hal ini terutama terkait dengan perluasan jangkauan produknya. “Saat ini kami masih fokus pada produk surat berharga berpendapatan tetap, seperti SBN (Surat Berharga Negara) dan lainnya. Ke depan, kami berharap dana pensiun dapat berkontribusi di pasar keuangan,” kata Ogi.