jahangircircle.org, JAKARTA – Salah satu tujuan utama Presiden Prabowo Subianto adalah mewujudkan Indonesia swasembada pangan dalam 4-5 tahun ke depan. Ia meyakini, sudah saatnya negara memperoleh kedaulatan dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyatnya.
Jika produk pangan tertentu terus bergantung pada impor, maka akan timbul ketidakpastian. Presiden percaya bahwa perang besar bisa terjadi kapan saja. Ia kemudian menyinggung kekayaan sumber daya alam Sabang-Marauke yang kaya dari dalam. Itu harus dioptimalkan.
Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman menghadapi tugas yang sangat berat. Tentu saja ia dibantu oleh rekan-rekannya di Kantor Merah Putih dan sejumlah pihak berkepentingan lainnya. Amran memaparkan langkah Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencapai tujuan swasembada pangan. Dua strategi utama tersebut adalah intensifikasi dan perluasan pertanian modern, sumber daya manusia, dan kerja sama.
“Kami punya dua metode. Pertama, mari kita intensifkan atau tingkatkan indeks penanaman lahan di Pulau Jawa. Kedua, kami memperluas penanaman hingga 3 juta hektar. Tujuan kami adalah menghasilkan 1 juta hektar sawah pada tahun 2025 kantornya Demikian dikutip dari pengumuman resmi Kementerian Pertanian, Sabtu (26/10/2024).
Amran mengatakan transformasi pertanian dari tradisional ke modern menjadi salah satu kunci keberhasilan produksi sawah untuk meningkatkan produktivitas padi dalam negeri. Maka biaya produksi bisa ditekan.
“Panen tradisional memerlukan 25 orang. “Dengan mesin pemanen gabungan, satu orang bisa menyelesaikan pekerjaan hanya dalam waktu empat jam,” ujarnya.
Amran mencontohkan lain seperti penggunaan benih berkualitas dan mekanisasi pertanian berdasarkan kondisi lingkungan. “Kami mengolahnya sesuai kebutuhan alam. Gunakan benih berkualitas tinggi yang cocok dengan tanah. Misalnya saja beras bio-asin yang tahan terhadap kondisi laut dan lahan basah,” ujarnya.
Mentan juga menyampaikan pentingnya peran sumber daya manusia dalam mencapai swasembada pangan. Amran menjelaskan, Indonesia memiliki bonus demografi generasi milenial yang dapat berkontribusi dalam pembangunan pertanian.
“Generasi Milenial mempunyai peran di bidang pertanian.” Cara terlibat dalam pertanian adalah dengan menjadikan sektor pertanian menguntungkan. “Kalau mereka untung, mereka akan berproduksi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian akan merumuskan peraturan terkait dan berkoordinasi dengan semua pihak. Hal ini untuk menjamin produktivitas pertanian optimal dan petani kaya.
“Kami tidak boleh membiarkan egoisme sektoral dan kami hanya akan menghadapi satu perselisihan jika diperlukan.” “Pertanian tidak bisa mandiri tanpa kerja sama dengan sektor lain,” kata Amran.