Jahangir Circle News

berita dari seluruh kalangan dunia

Lifestyle

Pasar Pesimistis pada Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Rupiah Lesu

jahangircircle.org, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah pada Selasa (22/10/2024), didorong pesimisme pasar terhadap target pertumbuhan ekonomi di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto yang mencapai 8 persen. Rupiah melemah 63,50 poin atau 0,41 persen menjadi Rp 15.567 pada akhir perdagangan Selasa (22/10/2024), menurut Bloomberg.

Pelemahan terus berlanjut, meski Prabowo menguat pada hari pelantikan Minggu (20/10) karena sambutan pasar yang positif terhadap pidatonya. Kemudian pada Senin (21/10), rupiah melemah usai pelantikan Kabinet Merah Putih yang komposisinya kental. 

“Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih harus segera bekerja, mengerjakan banyak pekerjaan rumah dan memenuhi janji kampanye. Salah satu janji kampanyenya adalah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen untuk membantu Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah. Namun, tujuan pertumbuhan ekonomi tidaklah mudah, kata Berjangka Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo, dalam keterangannya, Selasa (22/10/2024).

Ibrahim mengatakan, target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen memang menjadi PR besar bagi Prabowo-Gibran, bersama para “penolongnya” di kementerian/lembaga ternama. Jadi, Anda harus merencanakan dan menjalankan strategi terbaik. 

“Tugas pencapaian target pertumbuhan ekonomi tim “jumbo” Kabinet Merah Putih juga memiliki risiko kinerja. Apalagi, beberapa menteri bukan berasal dari kalangan profesional, melainkan dari partai politik. Dari 48 menteri tersebut yang dilantik Prabowo, 24 orang berasal dari partai politik. “Dari 56 wakil menteri, 18 orang berasal dari partai politik,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Ibrahim mengatakan ada beberapa hal yang harus diprioritaskan oleh pemerintahan Prabowo. Termasuk mengelola daya beli masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas institusi. 

“Prabowo dan jajarannya harus segera mengatasi permasalahan ini. Sebab jika tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak pada stagnasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, berlanjutnya deindustrialisasi dan menurunnya daya beli masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, hingga akhir tahun 2024, risiko ketidakpastian pasar keuangan global akan kembali meningkat akibat ketegangan geopolitik antara Israel, Hamas, dan Hizbullah, termasuk konfrontasi antara Israel dan Iran. 

“Eskalasinya dalam skala geopolitik yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi dinamika pasar keuangan global, sehingga pemerintahan Prabowo akan tetap waspada dan memantau dampak penyebarannya terhadap perekonomian kita,” ujarnya. 

 

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *