jahangircircle.org, BANDUNG – PT Geo Dipa Energi (GDE) terus memperkuat perannya dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Setiap tahunnya, perusahaan ini menyetorkan dana sekitar Rp 200 miliar ke pemerintah, yang tidak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional, namun juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat di sekitar proyek panas bumi milik GDE, seperti PLTP Patuha dan Dieng.
“Secara umum setoran ke pemerintah untuk tahun ini sekitar Rp 200 miliar,” Direktur Pengembangan, Perdagangan dan Penemuan GDE, Ilen Kardani, dalam tur pers Kementerian Keuangan untuk Pers bertajuk “Bantuan Finansial Pemerintah dalam mendorong ketahanan energi dan meningkatkan pendapatan negara” di Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024).
GDE, lanjut Ilen, berkomitmen tidak hanya fokus pada keuntungan, namun juga memberdayakan masyarakat sekitar proyek. “Kami memberikan hasil positif melalui lapangan kerja, pelatihan, pendidikan dan peluang bisnis lokal bagi masyarakat sekitar proyek,” kata Ilen.
Meski setiap proyek seringkali dihadapkan pada tantangan sosial, GDE selalu mengedepankan prinsip transparansi dan komunikasi terbuka dengan masyarakat. Pendekatan ini terbukti efektif, dan GDE berhasil menjaga hubungan baik dengan masyarakat Dieng selama lebih dari 20 tahun tanpa masalah sosial yang besar. Salah satu contoh komunikasi yang transparan adalah menjelaskan potensi bahaya, seperti uap air yang dikeluarkan saat pengeboran, untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menimbulkan ketegangan.
Selain itu, PLTP Patuha Unit 1 yang telah beroperasi selama 10 tahun juga berkontribusi terhadap bauran energi sebesar 3,98 persen di sistem Jawa-Bali. Pembangkit berkapasitas 59,88 MW ini telah menghasilkan lebih dari 4 juta kWh listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa Barat dan sekitarnya.
Dalam acara yang sama, Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN) Rionald Silaban mengatakan GDE merupakan “anak” Kementerian Keuangan yang sebelumnya diambil alih pemerintah setelah timbul perselisihan. Kini, GDE terus menjadi perusahaan yang membanggakan.
“Komitmen pemerintah terhadap transisi energi sudah selesai dan kami akan terus mendukung GDE, baik dalam bentuk dukungan finansial maupun dukungan dari lembaga internasional, karena apa yang dilakukan GDE merupakan bagian dari upaya energi hijau,” kata Ronald.
Meski dalam beberapa tahun terakhir GDE belum menerima Penyertaan Modal Negara (PMN), namun perusahaan ini berhasil menyumbangkan bagi hasil kepada pemerintah. Pemerintah juga terus memberikan dukungan terhadap pengembangan proyek GDE, termasuk di Ciwidey.
“Kami berharap pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia terus berbenah. Meski tarif listrik yang dijual GDE bisa dibilang murah, namun perseroan tetap berhasil memproduksi listrik dengan tingkat efisien,” kata Rionald.