jahangircircle.org, JAKARTA — PT PGN Tbk (PGN), sebagai subholding gas Pertamina, terus memperkuat transformasi digital untuk operasional di sektor migas dan menumbuhkan ekonomi hijau. Transformasi ini mencakup digitalisasi di seluruh rantai proses bisnis, mulai dari operasional hingga pengelolaan pelanggan, dengan teknologi yang menghubungkan teknologi operasional (OT) dan teknologi informasi (IT).
Menurut Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari, berbagai aplikasi inovatif telah dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan presisi pengelolaan infrastruktur gas. Contoh digitalisasi tersebut adalah aplikasi seperti Digio (Digital Information for Gas Infrastructure Operation) untuk perencanaan infrastruktur, SiApp Gas-In untuk perencanaan proyek dan SipGas (Gas Distribution Information System) untuk monitoring distribusi gas bumi.
Selain itu, PGN juga menggunakan teknologi smart meter untuk pencatatan penggunaan gas secara otomatis, pembacaan meter otomatis untuk pengelolaan data meter, serta Giore dan SipGas untuk pemantauan infrastruktur.
PGN mulai menerapkan kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan infrastruktur gas bumi sehingga pasar gas dapat dipetakan, dibundel, dan disalurkan lebih cepat ke seluruh Indonesia. Hal ini, menurut Rosa, akan mengurangi ketergantungan impor LPG dan mendukung transisi energi.
Teknologi, dalam hal ini AI yang populer saat ini, membantu kita membangun infrastruktur dengan lebih cepat. “Dengan pendekatan teknologi ini, PGN mencari pasar yang tepat dan mengkategorikan penggunaan gas bumi sehingga impor LPG bisa semakin ditekan, sehingga kita bisa lebih mudah mewujudkan transisi energi dan ekonomi hijau,” kata Rosa.
Transformasi digital berperan penting dalam membantu PGN mencapai Grand Golden Vision Indonesia 2045 melalui dua aspek. Pertama, mengamankan pasokan gas nasional dan mengembangkan seluruh infrastruktur gas melalui teknologi, serta memperkuat bisnis legacy dengan mengintegrasikan portofolio gas/LNG, termasuk Jargas, menggunakan Oracle Siebel dan PGN Mobile.
Kedua, mempercepat ekspansi metanol dan biometana bekerja sama dengan Pertamina Group, serta memulai bisnis rendah karbon melalui pengembangan transmisi CCUS/CCS (pipa CO2) yang juga difasilitasi oleh teknologi.