jahangircircle.org, JAKARTA – Pemilihan instrumen investasi yang tepat tidak hanya bergantung pada tujuan keuangan masa depan, tetapi juga harus disesuaikan dengan profil risiko setiap orang. Hal tersebut disampaikan Direktur Retail Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Corina Leyla Karnalies, pada acara BNI Investor Daily Conference 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).
Dalam diskusi bertajuk Kemandirian Finansial: Memastikan Literasi Keuangan di Seluruh Indonesia, Corina menekankan pentingnya memahami profil risiko sebelum memutuskan mengalokasikan dana ke berbagai produk investasi. “Profil risiko adalah panduan dasar untuk menemukan keseimbangan antara toleransi risiko dan keuntungan yang diharapkan,” kata Corina.
Selain profil risiko, likuiditas merupakan faktor lain yang tidak boleh diabaikan dalam berinvestasi. “Likuiditas penting untuk mengetahui tingkat pendapatan dan pengeluaran normal, sehingga alokasi pendanaan untuk setiap lokasi investasi dapat ditentukan dengan tepat,” jelas Corina.
Penting juga untuk mengetahui jenis instrumen investasi. Corina menyarankan agar investor terlebih dahulu menentukan jumlah dana yang dianggarkan sebelum memutuskan jenis produk yang sesuai. Setelah semua faktor tersebut teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah memilih produk investasi berdasarkan kebutuhan pendanaan individu dan profil risiko Anda.
Saat itu, Corina memberikan panduan pemilihan produk investasi sesuai jangka waktu dan tujuan finansial. Untuk kebutuhan pendanaan kurang dari setahun, produk seperti tabungan, deposito, trading forex, dan reksa dana pasar uang menjadi pilihan yang tepat. Untuk jangka waktu satu hingga tiga tahun, instrumen seperti obligasi pemerintah ritel, dana hibrida, dan dana lindung nilai direkomendasikan.
Sedangkan bagi mereka yang memiliki jangka waktu investasi tiga hingga lima tahun, reksa dana saham dan emas bisa menjadi pilihan yang bisa dipertimbangkan. Untuk investasi jangka panjang di atas lima tahun, properti, tanah, obligasi, dan saham bisa menjadi pilihan yang menguntungkan.
Ia juga menguraikan pedoman alokasi dana berdasarkan profil risiko investor. Bagi investor dengan profil konservatif, Corina merekomendasikan alokasi 10 persen untuk asuransi riil, 30 persen untuk uang tunai atau investasi, 30 persen untuk reksa dana pasar uang, dan 30 persen untuk dana berjangka tiga. . bertahun-tahun.
Bagi investor dengan profil risiko moderat, pengalokasiannya dapat dilakukan dengan membagi uangnya menjadi 10 persen asuransi riil, 20 persen tunai/investasi, 20 persen reksadana pasar uang, 20 persen reksadana pendapatan tetap parsial, dan 20 persen reksadana menengah. saham jangka. investasi antara tiga dan lima tahun.
Sedangkan bagi yang memiliki profil risiko agresif, alokasi yang disarankan adalah 10 persen pada asuransi riil, 10 persen pada tunai/investasi, 20 persen pada reksa dana pendapatan tetap, dan 60 persen pada reksa dana saham atau saham langsung jangka panjang. investasi tiga hingga lima tahun.
“Setiap investasi mempunyai risiko. Oleh karena itu, penting bagi setiap investor untuk menyesuaikan pilihan instrumen investasinya sesuai dengan profil risikonya, pungkas Corina.