jahangircircle.org, JAKARTA — Kepala Badan Pangan Nasional (BGN) Ikeu Tanziha mengatakan, hasil uji coba program pangan gratis yang kini ada di 80 titik di seluruh Indonesia sudah memasuki masa uji coba. , akan dievaluasi secara berkala. Dikatakannya, semua itu dilakukan agar program ini dapat terlaksana dengan lebih baik kualitasnya dan manfaatnya lebih banyak.
Ikeu mengatakan pada Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diadakan secara online di Jakarta, Senin: “Kami bekerja sama dengan layanan kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat untuk menilai gizi anak-anak dan gaya hidup bersih dan sehat. Kami berkolaborasi dalam bidang pendidikan.” 11/2024).
Program tersebut diharapkan memasuki tahap perluasan pada 2 Januari 2025 yang rencananya mencakup seluruh provinsi di Indonesia, ujarnya. Ia mengatakan: “Kami telah menguji 80 lokasi yang mencakup berbagai unit layanan, seperti dapur umum dan layanan makanan keliling, yang menjadi prioritas sekolah dan masyarakat. Alhamdulillah, program ini berjalan dengan baik dan memberikan modal.” ekspansi tahun depan.”
Ia juga meyakinkan BGN akan memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk UMKM dan swasta, dalam penyediaan bahan pangan bergizi lokal. Ia mengatakan: “Partisipasi UMKM lokal sangat penting karena dana yang diberikan juga memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Kami ingin memastikan makanan yang disiapkan memenuhi standar gizi sekaligus menjamin ketahanan pangan nasional.”
Dikatakannya, untuk mendukung efektifitas pelaksanaan, BGN bekerja sama dengan Komando Distrik Militer (CODEM) di berbagai daerah untuk membantu pendistribusian ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, terutama di daerah terpencil dan perbatasan, luar negeri, dan dalam negeri. daerah berkembang (.3T). Meski demikian, Ikeu tidak memungkiri bahwa Program Pangan Gratis bukannya tanpa tantangan, khususnya di bidang keberlanjutan dan pengawasan pasokan pangan di lapangan.
Selain itu, terdapat tantangan dalam mengadaptasi jenis makanan dengan preferensi budaya lokal. “Kami pastikan standar makanannya tetap sama, namun variasi menunya disesuaikan dengan budaya setempat, misalnya menggunakan bahan-bahan lokal,” ujarnya.
Menurutnya, dengan bantuan program ini, pemerintah tidak hanya menciptakan generasi sehat dan cerdas, tetapi juga mengurangi ketergantungan impor pangan dengan mendapatkan hasil lebih banyak dari petani lokal.