jahangircircle.org, JAKARTA – Sejumlah perusahaan Indonesia dan Tiongkok menandatangani kerja sama investasi senilai US$10 miliar dalam acara Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing, Tiongkok.
Penandatanganan nota tersebut dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping. Kolaborasi ini mencakup manufaktur maju, energi terbarukan, layanan kesehatan, hilir, ketahanan pangan, dan keuangan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rashid mengatakan penandatanganan Nota Kesepahaman ini sangat penting. Kerja sama investasi ini diyakini dapat mendorong pembangunan infrastruktur dan energi hijau serta mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
“Penandatanganan perjanjian investasi senilai lebih dari US$10 miliar ini menunjukkan kemitraan strategis antara Indonesia dan Tiongkok. “Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin mendukung terlaksananya tujuan pertumbuhan ekonomi,” kata Arsjad dalam keterangannya, Senin (11/11/2024).
Arsjad menjelaskan, target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sangat penting untuk menyambut masa keemasan Indonesia pada tahun 2045. Oleh karena itu Kadin mendukung upaya mempererat hubungan dengan Tiongkok untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Jadi saya sangat setuju dengan tujuan pemerintah: pertumbuhan ekonomi. “Bagi Indonesia, Tiongkok itu sangat penting, karena kalau kita lihat perdagangannya sebagai contoh: 25 persen perdagangan Indonesia dengan negara lain itu sekitar 25 persen dari Tiongkok kan?” ujar Arjad.
Menurut Arsjad, China terlibat di banyak bidang di Indonesia, mulai dari pengolahan nikel untuk kendaraan listrik hingga proyek infrastruktur besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung. Ia mengatakan, peran Tiongkok dalam transisi energi dan penyaluran nikel ke aki mobil sangat penting bagi Indonesia.
‘Pertama, mengurangi emisi CO2, yang penting bagi Indonesia. Kedua, mengurangi subsidi bahan bakar yang mensubsidi bahan bakar fosil. Itu membantu APBN, kan? “Yang ketiga tentunya investasi untuk Indonesia,” kata Arjad.
Arsjad mengatakan, tujuan Presiden Prabovo mempererat kerja sama dengan Tiongkok adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat. Kerja sama ini dapat mendorong terwujudnya tujuan pertumbuhan perekonomian nasional. Peningkatan ini wajar dan harus dirasakan oleh semua orang.
“Oleh karena itu, ekonomi sosial tidak hanya penting dari sudut pandang ekonomi, tetapi juga dari sudut pandang sosial. “Jadi menurut saya keberpihakannya adalah untuk membangun hubungan sosial ekonomi antara Indonesia dan China,” kata Arjad.
Diketahui, Kadin telah menyusun Buku Putih Arah Politik dan Pembangunan Ekonomi Tahun 2024-2029. Melalui white paper tersebut, Kadin Indonesia mengusulkan tujuh langkah strategis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketujuh strategi tersebut antara lain mengembangkan infrastruktur yang terintegrasi, terjangkau dan mudah diakses, membangun ketahanan kesehatan, mentransformasikan layanan kesehatan, dan menerapkan ketahanan energi.
BACA LEBIH LANJUT: Israel, negara Yahudi terakhir, dan tujuh tanda kehancurannya sudah dekat
Kemudian, mempercepat pertumbuhan usaha kecil, kecil dan menengah (UKM), memperkuat basis industri melalui reindustrialisasi, membangun pusat pengembangan usaha ramah lingkungan terbesar di dunia, dan menciptakan ekosistem ketahanan pangan yang mandiri.
“Sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin bersedia mendukung indikator pertumbuhan perekonomian nasional. “Kadin telah menetapkan tujuh strategi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi,” kata Arjad Rashid.